Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan PT Arsy Buana Travelindo Tbk (HAJJ) melonjak 195% menjadi Rp 121 miliar kuartal I-2023, dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 41 miliar. Hal ini ditopang normalnya kegiatan ibadah umrah ke Arab Saudi, menyusul makin terkendalinya pandemi Covid-19.
Saipul Bahri, direktur utama ABT, menegaskan, ibadah umrah telah memasuki fase normalisasi. Sebab, pemerintah Arab Saudi telah membuka kembali ibadah umrah selepas meredanya pandemi Covid-19.
Dia menuturkan, pascapembukaan itu, sebanyak 1,5 juta orang telah menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci. Alhasil, ABT selaku penyedia layanan (service provider) umrah dan haji meliputi penyediaan kamar hotel, tiket, dan land arrangement (LA) turut menikmati berkah.
Saipul mencatat, sebanyak 112 penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) bermitra dengan ABT dari total sebanyak 2.000. Dalam kerja sama itu, ABT untuk menyediakan kebutuhan jemaah umrah dan haji PPIU.
Baca Juga: Penjualan Dewi Shri Farmindo (DEWI) Melesat 67,21% Sepanjang 2022
Pada 2022, dia menerangkan, bisnis ABT mulai menggeliat kembali, setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Tahun lalu, ABT mampu mengumpulkan pendapatan Rp 320 miliar dengan lonjakan laba bersih hingga 2.500%.
Tren ini berlanjut memasuki 2023. Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan Rp 460 miliar, dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 320 miliar. Dia meyakini, target pendapatan itu tercapai, karena realisasi sampai kuartal I sudah melampaui target.
Tahun 2023, dia menerangkan, perseroan menargetkan melayani sekitar 16 ribu jemaah umrah ke Tanah Suci, naik dari tahun lalu 14 ribu. Tahun depan, ABT membidik penanganan 16-18 ribu Jemaah umrah.
“Jemaah umrah Indonesia mencapai 1,5 juta per tahun. Jumlah ini diyakini terus melesat, mengingat Arab Saudi menargetkan jumlah jemaah umrah menembus 30 juta pada 2030. Ini memperkuat prospek bisnis ABT,” kata Saipul dalam keterangannya, Jumat (14/4).
Dia menilai, bisnis layanan umrah dan haji sangat besar. Dalam satu tahun, nilai pasar ekosistem layanan ini mencapai Rp 200 triliun. Sejalan dengan itu, dia menuturkan, ABT berniat menambah jumlah kamar hotel dari saat ini sebanyak 800. ABT kini bekerja sama dengan sejumlah hotel, seperti Al Fajr Al Badea dan Al Janadriyah di Mekah.
“Selain itu, kami lakukan terobosan dalam hal penambahan pesawat, misalnya, dengan charter flight,” kata dia.
Di Mekah atau Madinah, dia menerangkan, rata-rata negara lain sudah meneken kontrak sewa jangka panjang. Ke depan, ABT akan meneken beberapa kontrak dengan sejumlah hotel untuk menambah pasokan kamar.
Baca Juga: Lebaran Diperkirakan Dongkrak Penjualan CLEO Hingga Dua Digit
“Bisnis akan kami jaga, sehingga ke depan, akan bertambah jumlah PPIU yang bekerja sama dengan kami,” kata dia.
Di sisi lain, dia menilai, prospek bisnis ABT yang solid direspons positif oleh pelaku pasar. Buktinya, saham HAJJ naik 23% dalam sepekan setelah menjalani debut di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan, saham ini, berkali-kali kena autoreject atas (ARA).
“Saya bersyukur, kami berada di papan akselerasi. Kami berhasil meyakinkan stakeholder sehingga menjadi benchmarch di pasar,” kata dia.
Selama penawaran umum, kata dia, saham HAJJ juga direspons sangat baik. Buktinya, IPO HAJJ kelebihan permintaan 33 kali. Investor besar dan ritel masuk saham HAJJ, karena sudah memahami karakter industri travel haji dan umrah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News