Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Anjloknya harga batubara global memukul industri pertambangan batubara. Pukulan itu juga menyasar PT Arutmin Indonesia. Merosotnya harga batubara, ditambah buruknya cuaca memaksa anak usaha PT Bumi Resources Tbk ini memangkas target produksinya tahun ini.
Semula, di awal tahun ini Arutmin menargetkan produksi batubara mencapai 31 juta ton, meningkat 24% dari realisasi tahun lalu yang sebesar 25 juta ton.
Namun, Chief Executive Officer (CEO) Arutmin, Faisal Firdaus, pesimistis target bakal tercapai. "Kami masih mengusahakan bisa mencapai setidaknya 90% dari target," ungkapnya di Jakarta, Rabu (29/8).
Itu artinya, paling banter Arutmin bakal memproduksi sebanyak 27,9 juta ton hingga akhir tahun ini. Proyeksi tersebut hanya naik 11,6% dibanding realisasi produksi tahun lalu. Padahal, Faisal mengklaim, dalam tiga tahun terakhir, produksi Arutmin selalu tumbuh rata-rata 20%.
Selain terkendala cuaca, Faisal mengakui harga batubara saat ini belum pulih. Mau tidak mau, perusahaan harus melakukan efisiensi untuk menekan ongkos produksi.
Nah, salah satu upaya efisiensi yang ditempuh Arutmin dengan membangun overland conveyor (OLC). OLC ini untuk mengangkut batubara sampai North Pulau Laut Coal Terminal (NPLCT). Pembangunan OLC ditargetkan dimulai Oktober mendatang dan rampung di 2013. Hanya saja Faisal menolak menyebut nilai investasi OLC tersebut.
Menurutnya, OLC bisa menekan biaya operasional hingga separuh ketimbang mengunakan truk. Alat itu juga bisa menjaga kualitas batubara untuk domestik yang gampang remuk karena berkalori rendah. Sepertiga produksi Arutmin memang ditujukan pasar domestik, seperti untuk PT PLN (Persero).
Yang jelas, kendati industri sedang lesu, Arutmin tidak vakum berekspansi. Sekarang ini, Arutmin sedang membangun tiga coal processing plant (CPP) di Asam-Asam dan West Mulia, Kabupaten Tanah Laut, serta di NPLCT Port di Kabupaten Kotabaru.
CPP di Asam-Asam dan West Mulia dijadwalkan rampung pada Oktober tahun ini. Sedangkan, CPP di NPLCT Port akan beroperasi Januari tahun depan. Pembangunan ketiga CPP ini menelan investasi hingga US$ 160 juta.
Tak hanya itu, Arutmin juga berencana akuisisi tiga tambang batubara di Kalimantan Selatan pada 2014 mendatangt. Lokasi tiga tambang itu di Sarongga, Kabupaten Tanah Bumbu, lalu di Bangkalan dan Sunggup Sumbuluan, keduanya terletak di Kabupaten Kotabaru.
Saat ini, Arutmin sudah mengoperasikan lima tambang batubara yang terletak di Blok 6, Kalimantan Selatan. Kata Faisal, luas seluruh tambang itu mencapai 70.000 hektare dengan cadangan batubara masih 37 juta metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News