Reporter: Mimi Silvia | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Pertamina memutuskan menambah impor bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi guna mengantisipasi kenaikan permintaan menjelang keputusan pemerintah terkait kenaikan harga BBM bersubsidi.
Juru Bicara Pertamina, Ali Mundakir, PT Pertamina telah mengimpor 1 juta barel premium dan 1,2 juta barel solar untuk stok selama 2-3 hari. Hal itu dilakukan, karena beberapa hari terakhir ini rata-rata konsumsi premium (BBM bersubsidi) naik 23% di rata-rata permintaan harian.
Menurut Ali, rata-rata konsumsi harian premium adalah 80.000 kilo liter (KL) per hari, namun permintaan premium beberapa hari terakhir bisa mencapai 100.000 KL atau 25% di rata-rata harian. Begitu pula dengan Solar, kenaikan permintaan mencapai 13% di atas rata-rata sebesar 43.000 KL per hari).
Walaupun ada kenaikan permintaan, pihak Pertamina mengaku tidak membatasi masyarakat untuk melakukan pembelian BBM bersubsidi. "Konsumsi masyarakat semakin naik karena kenaikan BBM yang terus ditunda," terang Ali kepada KONTAN.
Kenaikan pasokan BBM dari impor itu juga digunakan Pertamina untuk menambah stok di seluruh terminal BBM hingga ke level cadangan 18 hari. Selain itu Pertamina juga menambah armada tanki BBM untuk menambah pasokan BBM untuk 5.027 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh Indonesia.
Selain penambahan pasokan BBM, Pertamina juga menambah pasokan elpiji untuk 18 hari, sebesar 17.500 ton per hari. Dalam rangka kenaikan BBM, Pertamina juga koordinasi dengan aparat keamanan untuk dukungan pengamanan terhadap objek vital sarana distribusi BBM dan LPG juga ditingkatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News