kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Australia gencar memasarkan susu


Selasa, 27 September 2016 / 10:41 WIB
Australia gencar memasarkan susu


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Jumlah penduduk dan rendahnya konsumsi susu di Indonesia, membuka peluang bisnis menggiurkan bagi negara produsen susu seperti Australia. Negara di selatan Indonesia tersebut kini berusaha memperbesar pangsa pasar. 

Asal tahu saja, pada tahun 2015 lalu, impor susu termasuk mentega dan telur ke Indonesia menurun 33%, menjadi US$ 911,7 juta. Penurunan impor juga terjadi sampai Juli 2016 yang turun 20% menjadi US$ 450,46 juta. Selama ini, Indonesia impor susu terbanyak dari Selandia Baru dan Australia. 

Melihat kondisi ini, Pemerintah Australia tak tinggal diam dan berusaha menggenjot kembali ekspor susu ke Indonesia. Brett Stevens, Perwakilan Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia untuk Indonesia menjelaskan, agar ekspor meningkat, mengajak perusahaannya menjalin kerjasama business to business (B2B) dengan perusahaan yang ada di Indonesia. 

Kerjasama itu dengan perusahaan manufaktur makanan dan minuman, serta perusahaan ritel yang menjual produk susu dan turunan susu seperti keju. "Secara total, ekspor Victoria ke Indonesia pada periode Juli 2015- Juni 2016 mencapai AUD 200 juta," kata Brett Senin (26/9). 

Menurut hitungan Brett, perusahaan Indonesia yang bekerjasama dengan produsen susu dari Victoria adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Hypermart, RanchMarket dan Hero. Sekadar mengingatkan, keinginan Australia memperbesar pasar susu di Indonesia terbilang logis.

Merujuk data Kementerian Perindustrian, konsumsi susu di Indonesia baru 12,1 kilogram (kg) per tahun, jauh di bawah Malaysia yang mencapai 36,2 kg per tahun. Bahkan, konsumsi susu di Indonesia lebih rendah dari Myanmar yang sudah 26,7 kg per tahun. 

Saat ini, kebutuhan bahan baku susu dalam negeri untuk susu olahan mencapai 3,8 juta ton. Adapun pasokan dari dalam negeri hanya 798.000 ton atau 21%, sisanya dari impor sebanyak 3 juta ton atau 79% dalam bentuk skim milk powder, anhydrous milk fat, dan butter milk powder. 

Impor bahan baku susu itu untuk memenuhi kebutuhan industri susu di dalam negeri. Salah satunya PT Kalbe Farma Tbk yang baru saja meresmikan pabrik susu di Cikampek, Jawa Barat. Dengan pabrik baru tersebut, Kalbe memperbesar penjualan susunya. 

"Kalbe Farma fokus susu bubuk dan diabetes. Saat ini kami akan masuk bisnis susu cair UHT baru," kata Vidjongtius. Direktur Kalbe kepada KONTAN Senin (26/9). Susu Kalbe yang sudah beredar di pasaran adalah Prenagen, Diabetasol dan Morinaga. 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×