kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Australia hentikan ekspor sapi, Indonesia andalkan pasokan sapi lokal


Kamis, 09 Juni 2011 / 07:40 WIB
Australia hentikan ekspor sapi, Indonesia andalkan pasokan sapi lokal
ILUSTRASI. ILUSTRASI; Update iOS 13 terbaru untuk HP iPhone usung fitur kesehatan terkait Covid-19


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Tuduhan penyiksaan binatang yang terjadi di Rumah Potong Hewan (RPH) yang terjadi di Indonesia tampaknya benar-benar membuat pemerintah Australia geram. Buktinya, Menteri Pertanian Australia Joe Ludwig hari ini mengumumkan penghentian sementara ekspor sapi bakalan ke Indonesia.

Joe Ludwig menyatakan akan menghentikan sementara ekspor sapi bakalan ke Indonesia. "Penghentian sementara ekspor sapi bakalan akan berlangsung selama enam bulan," jelasnya seperti dikutip Bloomberg Rabu (8/6). Penghentian ekspor sapi bakalan asal Australia ini berlaku sejak Rabu (8/6).

Menanggapi keputusan Australia ini, Menteri Pertanian Suswono mengatakan akan menghormati keputusan ini. Selanjutnya, kata Suswono Indonesia dan Australia akan melakukan verifikasi bersama terkait rumah potong hewan (RPH) yang ditengarai melakukan pemotongan hewan yang tidak sesuai dengan kaidah animal welfare.

Tim verifikasi ini terdiri dari delapan orang, empat ahli dari Australia dan empat ahli dari Indonesia. Suswono berharap tim verifikasi ini akan bisa bekerja mulai Senin pekan depan. Di samping itu, ke depan pemerintah Indonesia akan berupaya untuk melakukan pembenahan RPH yang belum memenuhi syarat. "Pemerintah Australia sendiri sudah berjanji akan membantu perbaikan terhadap RPH yang belum memenuhi syarat," kata Suswono.

Asal tahu saja, tahun 2010 lalu, ekspor sapi bakalan asal Australia menyumbang A$ 319 juta atau setara dengan US$ 342 juta. Dari total ekspor sapi bakalan Australia, sekitar 60% diekspor ke Indonesia. Hingga Juni 2012 nanti, total nilai ekspor sapi asal Australia diperkirakan mencapai A$ 753 juta.

Meski Australia sudah memberhentikan suplai sapi bakalan ke Indonesia, Suswono tak khawatir Indonesia akan kekurangan pasokan daging sapi. Pasalnya, pemberhentian ini hanya berlaku untuk sapi bakalan. Artinya, Indonesia masih bisa mendapatkan pasokan daging sapi impor baik dari Australia maupun dari negara lain.

Catatan saja, tahun ini Kementan sudah mematok kuota impor daging sapi sebanyak 72.000 ton dan impor sapi bakalan sebanyak 600.000 ekor. Meski membenarkan adanya alternatif dari daging impor, namun Suswono belum memastikan apakah akan ada tambahan kuota impor daging sapi. “Yang jelas kita akan utamakan pasokan dari dalam negeri dulu, kekurangannya baru didapat dari impor," jelasnya.

Penghentian suplai sapi bakalan dari Australia ini justru menjadi kesempatan bagi peternak dalam negeri untuk mengoptimalkan pasokan dari sapi lokal. "Para feedloter saya minta supaya meningkatkan pembelian sapi dari peternak lokal," ungkapnya.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Johny Liano mengungkapkan Apfindo tidak terlalu khawatir dengan suspensi ekspor sapi bakalan oleh Australia ini. Sebab, para produsen bisa memanfaatkan pasokan sapi dari peternak lokal yang selama ini jumlahnya masih sedikit.

Dalam hitungan Johny, selama ini dari total sapi yang digemukkan oleh para feedloter, sekitar 80% merupakan sapi impor, sedangkan sisanya adalah sapi lokal. Lagi pula, selama ini memang ada ketentuan bagi para feedloter yang mengimpor sapi bakalan untuk menyerap sapi lokal sebanyak 10% dari total impor.

Menurut Johny, saat ini ada sekitar 120 RPH yang biasa digunakan oleh anggota Apfindo untuk memotong sapi. Setelah diidentifikasi, dari jumlah itu ada sekitar 70 RPH yang masih layak untuk pemotongan hewan. "RPH itulah yang kita tawarkan untuk diidentifikasi," katanya.

Suswono juga berharap, jika verifikasi sudah selesai dilakukan dan hasilnya ada RPH yang memenuhi syarat kesejahteraan hewan, maka tidak ada alasan lagi bagi Australia untuk menghentikan ekspor sapi bakalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×