Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Sejauh ini, baru PT Garuda Indonesia Tbk yang melayani layanan penerbangan penuh alias full service. Namun dalam kurun satu tahun ke depan, PT Lion Mentari Airlines dan PT Pacific Royale Airways bakal menjadi pesaing Garuda di layanan penerbangan ini.
Lion Mentari Airlines berencana menggeluti layanan premium di bisnis maskapai penerbangan mulai tahun depan. Langkah Lion Air masuk ke segmen itu adalah dengan membentuk anak usaha baru bernama Batik Air.
Edward Sirait, Direktur Umum Lion Air, mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengurus Surat Izin Usaha Penerbangan (SIUP) Batik Air di Kementerian Perhubungan (Kemhub). "Kami menargetkan Batik Air dapat beroperasi Maret 2013," kata dia kepada KONTAN kemarin.
Rencananya, Batik Air bakal melayani rute internasional seperti India, China bagian Selatan, Bangkok dan Australia. Adapun untuk rute domestik bakal dilihat jam keberangkatan yang masih lowong.
Sayang, Edward tak mau memberikan informasi nilai investasi Lion Air mendirikan Batik Air. Yang pasti, Batik Air bakal mengoperasikan 10 pesawat Boeing 737-900 ER. Pesawat ini bakal dicat batik dan dilengkapi dengan televisi, telepon, serta Wi-Fi.
Lion rencananya memodifikasi jarak antarkursi (seat pitch) sejumlah Boeing 737-900ER yang saat ini dioperasikan menjadi lebih lebar dan mengganti interior kabin dan warna pesawat selaras dengan batik. "Kami yakin bisa bersaing dengan maskapai lain di layanan ini," katanya.
Selain Batik Air, Garuda juga akan ditantang pendatang baru di bisnis penerbangan, PT Pacific Royale Airways. Maskapai penerbangan ini memang berniat menggarap layanan full service ini mulai Juni nanti, molor sebulan dari rencana awal.
Hingga akhir tahun 2012, Pacific Royale berniat mengoperasikan 10 pesawat yang terdiri dari lima unit pesawat jenis Fokker 50, empat Airbus A 320 dan satu Airbus A 330. "Saat ini kami sudah mendatangkan dua pesawat Fokker 50," ungkap Samudera Sukardi, Presiden Direktur Pacific Royale.
Pacific Royale sudah mengeluarkan dana US$ 60 juta yang terdiri dari US$ 40 juta untuk pengadaan 10 pesawat dan US$ 20 juta untuk kebutuhan operasional dan pembelian avtur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News