Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski krisis global melanda, bisnis perjalanan wisata masih mampu bertahan. Tengok saja PT Bayu Buana Tbk yang masih meraih pertumbuhan kinerja pada kuartal III tahun ini.
Sepanjang sembilan bulan di 2012, perusahaan berkode saham BAYU ini menorehkan pendapatan Rp 1,1 triliun. Pendapatan itu naik 10% ketimbang periode yang sama tahun lalu, Rp 1 triliun. Bayu Buana juga berhasil meraup kenaikan pendapatan sebesar 22%, menjadi Rp 11,7 miliar pada akhir September 2012.
Director Business & Development Bayu Buana, Agustinus Pake Seko menuturkan, kinerja positif tersebut terjadi berkat adanya kenaikan tingkat perjalanan, khususnya segmen corporate travel management.
“Dulu kami hanya layani corporate daily travel. Sekarang kami menangani insentif juga,” paparnya. Agustinus mencontohkan, salah satu perusahaan klien Bayu Buana memberikan penghargaan kepada para distributor berupa wisata ke luar negeri. “Itu insentif yang kami organize. Perjalanan seperti itu yang menopang kenaikan pendapatan kami,” jelasnya.
Itulah sebabnya, Bayu Buana optimistis, tahun ini bisa meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 30% dibanding 2011, menjadi Rp 1,79 triliun. Sebagai gambaran, Bayu Buana saat ini memiliki tiga lini bisnis, yaitu perjalanan korporasi, leisure atau tour, dan inbound, yakni mendatangkan wisatawan asing ke dalam negeri.
Lini bisnis korporasi memberi kontribusi terbesar terhadap pendapatan perusahaan. Sedangkan, kontribusi terkecil dari lini inbound.
Nah, untuk mendongkrak pemasukan dari lini inbound, pada Mei 2012, Bayu Buana bekerjasama dengan perusahaan di Shanghai, China, untuk mendatangkan turis ke Indonesia. Rombongan turis China tahap pertama telah datang pada September lalu, dengan tujuan Bali.
“Ke depan, kami akan kembangkan tujuan lain, seperti ke Yogja dan Lombok,” ujar Agustinus. Hingga akhir 2013, dia memperkirakan, bisa mendatangkan 15.000 – 20.000 wisatawan China lewat kerjasama tersebut. Dari kerjasama ini, Bayu Buana berharap memperoleh kontribusi sekitar 10% - 15% terhadap total pendapatan Bayu Buana tahun depan.
Adapun soal strategi penjualan, Agustinus bilang, kontribusi dari jualan online saat ini masih kurang dari 10%. Tapi, dia yakin penjualan lewat online punya masa depan. Karena itu, Bayu Buana kini sedang meningkatkan kapasitas jualan online.
“Market kami sekarang rata-rata usia 35 tahun ke atas yang bisa dibilang kurang melek teknologi. Tapi, di bawah umur itu sangat melek teknologi. Ini akan jadi target kami ke depan,” jelasnya.
Tak hanya itu, perseroan ini jugasedang menyiapkan sederet agenda bisnis untuk dieksekusi tahun depan. “Kami akan akuisisi beberapa perusahaan untuk memperkuat bisnis inti,” ujar Agustinus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News