Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bea Keluar (BK) minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di awal tahun 2015 diprediksi masih bebas alias 0%. Hal ini dikarenakan harga minyak sawit yang terus tertekan, ditambah lagi harga minyak bumi yang juga melandai.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun mengatakan, hingga pertengahan Desember ini harga rata-rata CPO masih diambang batas pengenaan BK sebesar US$ 750 per ton, yakni dikisaran US$ 660 per ton-US$ 670 per ton. "Sehingga menurut aturan yang berlaku sekarang maka (BK) akan nol, kecuali ada peningkatan harga yang signifikan," kata Derom, Senin (15/12).
Menurut Derom, faktor kunci yang menjadikan harga CPO ini terus tertekan adalah harga minyak bumi. Dengan menurunnya harga minyak bumi ini permintaan sumber energi yang berasal dari minyak nabati menjadi menurun, tidak terkecuali sawit.
Catatan saja, saat ini harga minyak bumi dapat menyentuh US$ 70 per barel, padahal sebelumnya harga minyak bumi dapat mencapai US$ 90 per barel. Derom menambahkan, fluktuasi harga minyak bumi dengan minyak nabati ini akan terus berkorelasi.
Meski tidak merinci, Derom meramalkan harga CPO pada awal tahun masih akan rendah setidaknya hingga kuartal I mendatang. Meski ada tren kenaikan harga, tetapi jumlahnya tidak terlalu besar dan masih sulit untuk dapat menembus batas pengenaan BK tersebut.
Dengan dibebaskannya Bk CPO ini, tentu memberikan berkah tersendiri bagi kalangan eksportir minyak sawit dalam negeri. Akibat pembebasan BK tersebut maka beban pajak yang harus ditanggung eksportir menjadi lebih sedikit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News