Sumber: Kontan | Editor: Test Test
JAKARTA. Pemerintah kembali menetapkan bea keluar (BK) sebesar 3% untuk ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Maret 2010. Tarif ini sama dengan tarif bea keluar Januari dan Februari 2010 lalu.
“Penetapan ini mengacu ke rata-rata harga CIF (harga plus biaya angkut dan asuransi) CPO di Bursa Rotterdam,” kata Diah Maulida, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Selasa (23/2).
Kini, harga CPO di Rotterdam memang masih jadi rujukan penentuan harga bea keluar dan patokan harga ekspor CPO Indonesia. Nah, bea keluar Maret 2010 itu ditentukan berdasarkan harga CPO di Rotterdam dalam sebulan terakhir sejak 20 Januari hingga 20 Februari 2010 yang rata-rata US$ 782,82 per ton.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 223 Tahun 2008, saat harga rata-rata CPO dunia dalam sebulan sebelumnya berkisar US$ 750-US$ 800 per ton, pemerintah menetapkan bea keluar CPO sebesar 3%. Pemerintah akan mengenakan tarif bea keluar 1,5% jika harga internasional US$ US$ 701– US$ 750 per ton. Adapun bea keluar 0% diberlakukan jika rata-rata harga sebulan terakhir di bawah US$ 700 per ton.
Pemerintah juga menetapkan harga patokan ekspor (HPE) CPO Maret 2010 sebesar US$ 708 per ton. "HPE itu mengacu pada harga Rotterdam dikurangi biaya pengapalan, asuransi, serta biaya surveyor," jelas Diah.
Secara rinci, HPE untuk produk kelapa sawit lainnya adalah HPE biji kernel US$ 334 per ton, cude olein US$ 743 per ton, crude stearin US$ 690 per ton, CPKO US$ 828 per ton, crude kernel stearin US$ 828 per ton, dan crude kernel olein US$ 828 per ton.
Menteri Perdagangan Mari E. Pangestu menyebut, harga CPO saat ini telah menyentuh titik keseimbangan baru di US$ 700 -US$750 per ton. Harga ini lebih tinggi dibanding medio 2009 yang di bawah US$ 600 per ton. "Ada pengaruh harga minyak dunia," jelasnya.
Menurut Mari, harga CPO akan sulit naik lagi karena belum ada tanda-tanda kenaikan permintaan CPO dari India sebagai salah satu konsumen terbesar CPO dunia.
Nada optimistis justru datang dari Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia. Dia memperkirakan, ekspor CPO di Februari ini akan naik dibanding Januari 2010.
"Karena ada perayaan Imlek dan juga ada hari besar keagamaan di India," jelas Fadhil. Fadhil juga memprediksi, harga CPO akan naik lagi karena permintaan juga terus membaik di tengah pemulihan ekonomi sejumlah negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News