Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Bisnis televisi (TV) berbayar dipastikan bakal semakin ketat tahun depan. Para pemain pun berlomba-lomba mengeluarkan strategi untuk bisa meraup pelanggan sebanyak-banyaknya.
Seperti PT Indonusa Telemedia, pengelola Transvision. Perusahaan kongsian antara CT Corp dan Telkom ini menargetkan jumlah pelanggan tahun depan tembus 1,4 juta pelanggan. "Ini target tahun depan," kata Brando Tengdom, Direktur Pemasaran dan Penjualan Transvision saat peluncuran resmi TV berbayar ini, Senin (15/12).
Menurut Brando, pertumbuhan pelanggan TV berbayar ini cukup signifikan. Bila tahun lalu baru mencapai 500.000 pelanggan, maka sampai akhir tahun ini ditargetkan bisa 800.000 pelanggan.
Setelah menjadi pemegang saham mayoritas di televisi berbayar yang dulu berbendera Telkomvision, Brando sesumbar bisa menjadi pemain televisi berbayar nomor wahid di negeri ini. "Kekuatan CT Corp di bisnis media adalah menangani pasar ritel. Maka itu, kami optimistis di bisnis pay TV (TV berbayar) menjadi pemain nomor satu," ucap dia.
Untuk bisa mencapai target tersebut, Transvision bakal menerapkan tiga strategi. Pertama, memperkuat konten inhouse bikinan CT Corp dan konten eksklusif. Kedua, menggunakan satelit Ku-Band. Ketiga, bersinergi dengan seluruh lini bisnis Grup CT Corp.
Transvision berencana menambah program bikinan sendiri (in house) yang saat ini baru 12 saluran. Selain itu juga bakal menambah konten eksklusif dari luar negeri. "Seperti konten Liga Inggris terlengkap untuk dua musim," tandasnya.
Sayang, Brando tidak menyebut biaya tayangan dua musim Liga Inggris. Sebagai catatan, tayangan hak siar untuk tiga musim Liga Inggris mencapai US$ 60 juta.
Konten is The King
Setelah memakai satelit Ku Band, Transvision berharap bisa menyuguhkan saluran high definition (HD) di semua konten. Soalnya, Transvision bakal dapat tambahan slot transponder.
Strategi terakhir adalah memanfaatkan tentakel bisnis CT Corp. Seperti, cicilan dengan Bank Mega, program promo bersama Coffee Bean, Baskin Robins. Juga menggandeng pihak ketiga seperti Samsung yang siap memasok televisi yang di dalamnya sudah terdapat set top box (dekoder) Transvision.
Tak mau kalah, K-Vision juga optimistis mampu mendongkrak jumlah pelanggan. Untuk itu, lini bisnis Kompas Gramedia ini juga memperkuat konten dengan berbagai tayangan eksklusif.
Seperti kerjasama dengan RTL CBS Asia Entertainment Network. Dengan kerjasama ini, ada sekitar 20 program RTL CBS siap tayang di K-Vision. Selain itu, juga memperkuat program lokal dengan menggandeng MD Entertainment untuk tayangan sinetron lawas yang populer.
Bimo Setiawan, Direktur Grup Kompas TV optimistis, jumlah pelanggan K-Vision yang saat ini sudah lebih dari 200.000 pelanggan bisa mencapai 300.000 pelanggan di akhir tahun ini.
Sementara, MNC Sky Vision lewat Indovision, Oke Vision dan Top TV menargetkan bisa meraih 2,7 juta sampai 2,8 juta pelanggan tahun ini. Tahun depan, perusahaan ini siap menjaring 75% pangsa pasar TV berbayar.
Sedangkan Aora TV meramal tahun depan pertumbuhannya bakal melorot. Guntur Sibiro, Direktur Aora TV tidak berani menargetkan kenaikan jumlah pelanggan yang saat ini berkisar 100.000 pelanggan. Soalnya, biaya konten makin mahal. Belum lagi biaya pemelihraan infrastruktur yang ikut terkerek. "Tahun depan kami coba bertahan dan tidak bisa janji ada konten baru. Padahal konten is the king," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News