kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.895.000   -28.000   -1,46%
  • USD/IDR 16.315   3,00   0,02%
  • IDX 7.190   -8,47   -0,12%
  • KOMPAS100 1.047   -4,40   -0,42%
  • LQ45 815   -3,29   -0,40%
  • ISSI 227   0,49   0,22%
  • IDX30 426   -2,10   -0,49%
  • IDXHIDIV20 507   -1,39   -0,27%
  • IDX80 118   -0,49   -0,42%
  • IDXV30 120   -0,19   -0,16%
  • IDXQ30 139   -0,85   -0,61%

Bidik Investasi Rp 565 Triliun, Pemerintah Bangun Transmisi Listrik 47.758 Kms


Senin, 26 Mei 2025 / 17:50 WIB
Bidik Investasi Rp 565 Triliun, Pemerintah Bangun Transmisi Listrik 47.758 Kms
ILUSTRASI. Petugas melakukan perawatan jaringan listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) di Kota Serang, Banten, Kamis (21/11/2024). Pemerintah menargetkan pembangunan jaringan transmisi listrik sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms) hingga 2034.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menargetkan pembangunan jaringan transmisi listrik sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms) hingga 2034. Target ini tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, proyek transmisi ini akan menjadi peluang investasi strategis bagi pelaku usaha dalam negeri.

“Investasi khusus pembangunan transmisi hingga 2034 mencapai Rp 565,3 triliun,” ujar Bahlil dalam Konferensi Pers di Kantor Kementerian ESDM, Senin (26/5).

Bahlil menjelaskan, pembangunan jaringan transmisi ini akan tersebar di berbagai wilayah. Jawa-Madura-Bali menjadi regional dengan tambahan jaringan terpanjang, yakni 13.900 kms.

Baca Juga: Lewat Skema KPBU OIKN Bidik Investasi Rp 31 Triliun, Ini Proyeknya!

Kemudian disusul Sumatra 11.200 kms, Kalimantan 9.800 kms, Sulawesi 9.000 kms, serta kawasan Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara 3.900 kms.

Langkah ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 8% dalam satu dekade ke depan.

Selain transmisi, pemerintah juga menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt (GW) hingga 2034. Dari jumlah tersebut, sebanyak 76% bersumber dari energi baru dan terbarukan (EBT) serta storage.

Secara rinci, pembangkit EBT mencapai 42,6 GW atau setara 61% dari total kapasitas. Energi surya akan mendominasi dengan kapasitas 17,1 GW, disusul air 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, dan nuklir 0,5 GW.

Baca Juga: Kupon Besar! Ini Cara Pemesanan Sukuk ST014, Investasi Rp 1 Juta Yield Rp 66.000

Adapun storage akan berasal dari pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6 GW. Sementara itu, pembangkit berbasis fosil tetap disertakan, yakni gas 10,3 GW dan batu bara 6,3 GW.

Penambahan kapasitas pembangkit ini akan dilakukan dalam dua tahap. Pada lima tahun pertama, kapasitas yang dibangun mencapai 27,9 GW. Sisanya sebesar 41,6 GW akan dikembangkan pada periode lima tahun berikutnya.

Selanjutnya: Pendapatan Premi BNI Life Insurance Tumbuh 27,77% Sepanjang 2024

Menarik Dibaca: Harga Emas Berbalik Merosot, Trump Tunda Tarif Agresif bagi Uni Eropa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×