Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pebisnis biro perjalanan musti putar otak agar bisnis mereka tetap moncer di tengah tekanan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Salah satu strategi yang mereka garap adalah memperbanyak tawaran dan menggenjot promosi paket wisata murah kepada konsumen.
Tak hanya itu, biro perjalanan wisata ini rela mengantar pelancong ke luar negeri meskipun dengan jumlah peserta yang minim. Dengan paket wisata kelompok kecil ini mereka berharap dari sisi volume bisa meningkat sehingga target bisnis tercapai.
Strategi ini menggarap paket wisata murah bagi kelompok kecil ini diterapkan oleh PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) dan PT Bayu Buana Tbk. Paket seperti ini mereka tawarkan dalam acara Garuda Indonesia Travel Fair yang berlangsung pada akhir pekan ini di Jakarta
Hellen Xu, Managing Director Panorama Sentrawisata, menyebut, paket wisata berbiaya murah (low budget) ini melayani kelompok kecil. Bisa satu orang, dua orang atau tiga orang.
Hasilnya terbilang moncer. Hellen mengklaim, pertumbuhan penjualan paket wisata yang berbiaya murah ia proyeksi bisa naik 50% ketimbang tahun lalu. Lantas, pertumbuhan penjualan paket wisata kelompok kecil juga ikut-ikutan tumbuh yakni sekitar 20% ketimbang tahun ini.
Langkah lainnya, Panorama juga gencar berpromosi wisata luar negeri. Terutama ke negara yang juga ikut terdepresiasi dollar AS, seperti China, Korea Selatan, Turki, Rusia dan negara Eropa lainnya.
Dengan paket seperti ini Hellen optimistis target pertumbuhan sebesar 20% dari pendapatan 2014 bisa mereka capai tahun ini. Sebagai gambaran pendapatan Panorama tahun lalu mencapai Rp 1,95 triliun. "Kami tidak merevisi target hingga akhir tahun ini," katanya kepada KONTAN, Jumat (25/9).
Optimisme yang sama juga disampaikan Agustinus Kasjaya Pake Seko Direktur PT Bayu Buana Tbk. Ia menyebut tur ke negara seperti Vietnam dan beberapa negara Eropa masih ada peminat. "Efek rupiah hanya dirasakan golongan menengah bawah. Sedangkan golongan A dan B tidak berpengaruh," katanya.
Sayang, Agustinus tidak merinci upaya lain untuk mempertahankan kinerja. Yang jelas, sampai akhir tahun ini, Bayu Buana optimistis pendapatan bisa Rp 1,9 triliun dan laba Rp 26 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News