kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis digital jadi anak emas Telkom


Sabtu, 11 Maret 2017 / 16:00 WIB
Bisnis digital jadi anak emas Telkom


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk masih akan jor-joran belanja tahun ini. Perusahaan yang yang familiar dengan sebutan Telkom itu, berencana mencuil 23%-25% pendapatan tahun lalu untuk dana belanja modal alias capital expenditure (capex) tahun ini.

Sepanjang tahun 2016, Telkom membukukan pendapatan Rp 116,33 triliun. Dengan begitu, hitungan anggaran capex tahun ini sebesar Rp 26,76 triliun-Rp 29,08 triliun.

Alokasi tersebut kemungkinan bisa lebih besar lagi. Selain kas internal, Telkom memiliki dana siaga hasil penerbitan surat utang yang juga bisa mereka gunakan untuk kebutuhan ekspansi tahun ini.

Selebihnya, tak ada lagi opsi lain. "Tahun ini kami tidak punya rencana untuk meng-IPO-kan anak usaha karena pertimbangan kondisi ekonomi," ujar Alex Sinaga, Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, Jumat (10/6).

Sebagai perbandingan, tahun lalu Telkom membelanjakan anggaran Rp 29,1 triliun. Capex tersebut habis untuk membangun infrastruktur penunjang bisnis seluler, broadband dan infrastruktur lain, jaringan backbone serat optik serta data center.

Adapun rencana penggunaan capex tahun 2017 juga tak jauh berbeda dengan tahun lalu. Hanya saja, Telkom menekankan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis digital. Salah satu agenda mereka adalah mengakuisisi beberapa perusahaan di kawasan Asia Pasifik yang bergerak di bidang digital.

Agenda lain, Telkom akan mengembangkan infrastruktur digital yang disebut Cyber Indihome, 3G, 4G dan 4,5G. Menurut catatan perusahaan tersebut, infrastruktur 4G yang terbangun sudah merambat di 162 kota seluruh Indonesia.

Sebelumnya, manajemen Telkom mengatakan akan akan memperluas jangkauan layanan 3G dan 4G di tanah air. Tahun lalu, mereka menambah 25.744 base transceiver station (BTS).

Sedangkan pengembangan jaringan 2G sudah tak masuk daftar pekerjaan rumah Telkom. Meskipun begitu, perusahaan yang tercatat dengan kode saham TLKM di Bursa Efek Indonesia tersebut tetap bernecana mempertahankan jaringan 2G eksisting.

Lewat berbagai pengembangan infrastruktur digital, Telkom ingin jumlah subscriber Indihome tahun ini mencapai 2,9 juta. Target itu 100% lebih besar ketimbang catatan akhir tahun lalu, yaitu 1,6 juta subcriber Indihome.

Sementara dalam wujud pendapatan, Telkom ingin mendorong pertumbuhan lewat bisnis digital sebesar 28% pada tahun ini. "Secara Telkom konsolidasi tahun ini, porsi digital bisnis mencapai 51%," ungkap Alex.

Telepon tetap di hati

Meski terlihat menganakemaskan bisnis digital, bukan berarti Telkom mengabaikan bisnis lain. Bisnis voice alias telepon masih mendapatkan perhatian khusus. Pasalnya, potensi pasar voice di dalam negeri terbuka lebar.

Pertimbangan Telkom, penyebaran infrastruktur telepon hingga kini sebenarnya belum merata. Di samping itu, kebutuhan masyarakat untuk menelepon tak bisa tergantikan sepenuhnya oleh kehadiran sistem digital.

Pertimbangan lain, jumlah pemilik telepon seluler (ponsel) tak pernah surut. Telkom memperkirakan, penambahan jumlah pemilik ponsel di Indonesia mencapai puluhan juta per tahun. "Mereka ini the new generation untuk costumer kami," tandas Alex.

Dus, Telkom berharap, jumlah pelanggan tahun ini semakin gemuk. Perusahaan tersebut mencatat, jumlah pelanggannya telah mencapai 170 juta.

Masuk akal jika Telkom tak mau mengalihkan perhatian pada pengembangan bisnis telepon. Patut dicatat, bisnis tersebut merupakan kontributor terbesar kedua dengan nilai pendapatan Rp 46,04 triliun atau 39,58% terhadap total pendapatan. Nilai pendapatan telepon juga masih tercatat tumbuh 2,04% dibandingkan realisasi tahun 2015. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×