kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.545   -18,00   -0,11%
  • IDX 6.845   17,22   0,25%
  • KOMPAS100 989   0,80   0,08%
  • LQ45 766   2,60   0,34%
  • ISSI 219   0,42   0,19%
  • IDX30 397   1,64   0,41%
  • IDXHIDIV20 467   0,80   0,17%
  • IDX80 112   0,37   0,33%
  • IDXV30 115   0,32   0,28%
  • IDXQ30 129   0,41   0,31%

Bisnis MLM bisa mekar 10% tahun ini


Selasa, 29 Mei 2012 / 17:41 WIB
ILUSTRASI. Saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) naik kelas ke MSCI Global Standard Index.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Bisnis penjualan langsung atau kerap disebut multi level marketing (MLM) sudah banyak dijalankan di Indonesia. Tahun ini, Ketua Umum Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) Helmy Attamimi memproyeksikan omzetnya tumbuh hingga 10%.

Sayangnya, Helmy menolak menyebut omzet tahun ini maupun perolehan tahun lalu. Ia menyatakan, banyak faktor yang mendorong pertumbuhan penjualan langsung, antara lain jumlah distributor yang terus bertambah dan banyak pendatang baru yang masuk.

Helmy memprediksi, sampai akhir tahun ini jumlah distributor akan mencapai 7 juta orang, sedangkan pemain baru akan sekitar empat atau lima pemain baru dari dari luar negeri. Umumnya, pemain baru mengandalkan produk makanan kesehatan dan kosmetika. "Omzet penjualan langsung masih kecil masih 10% dari omzet ritel toko," imbuh Helmy.

Helmy bilang, ada kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap bisnis penjualan langsung, yaitu peraturan yang membatasi importir hanya bisa mengimpor satu jenis produk. "Jadi kalau mau impor sepuluh produk harus bekerjasama dengan sembilan perusahaan lain," terangnya.

Persaingan bisnis penjualan langsung di Indonesia akan semakin kompetitif dengan kehadiran PT 4Life Indonesia Trading yang bermarkas di Utah, Amerika Serikat (AS). Grand opening 4 Life baru dilakukan pertengahan bulan Mei ini. Kendati demikian, 4Life sebenarnya sudah beroperasi sejak Juni 2011 sebagai Penanaman Modal Asing (PMA).

Dalam rilis yang diterima KONTAN belum lama ini, General Manager (GM) 4Life Deddy Aryadi mengaku optimistis dengan perkembangan pasar bisnis MLM di Indonesia. Dia mengutip data APLI, bahwa pertumbuhan bisnis MLM rata-rata sebesar 5%-10% per tahun, di mana nilai transaksi pada tahun 2009 mencapai Rp 7,6 triliun.

Sayangnya, Manager Sales & Marketing 4Life Isman Arjanggi Amar tidak bersedia membocorkan omzet yang ditargetkan 4Life tahun ini. "Kami sadar sebagai pendatang baru. Target tidak muluk-muluk dulu," ucapnya kepada KONTAN, Selasa. Saat ini 4Life sudah memiliki hampir 20.000 distributor.

Momentum grand opening juga dimanfaatkan 4Life untuk meluncurkan produk terbarunya, shake nutrisi NutraStart. Produk ini melengkapi keempat produk 4Life yang sudah beredar sebelumnya, yang sama-sama berkutat di dunia kesehatan yaitu 4Life Transfer Factor Tri Factor Formula, Transfer Factor Plus Tri Factor Formula, Transfer Factor Chewable Kembang Gula Keras, dan Jus Transfer Factor RioVida.

"Kami melihat ke depannya produk kesehatan pasti akan booming," kata Isman, menjelaskan alasan perusahaannya memilih fokus ke produk kesehatan. Produk-produk 4Life yang ditujukan untuk kelas menengah atas dibanderol seharga Rp 540.000-Rp 850.000 per kemasan yang terdiri dari dua botol.

Isman juga menyebut industri MLM di Indonesia luar biasa. Buktinya, saat ini sudah banyak perusahaan besar membuka jalur MLM untuk memasarkan produknya. "Hanya saja manajemennya masih tercampur dengan yang konservatif," ujar Isman.

Isman melanjutkan, bisnis MLM di Indonesia bisa ditopang oleh populasi besar yang haus akan kewirausahaan. Apalagi, promosi yang paling ampuh ujung-ujungnya adalah dari mulut ke mulut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×