kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.613   22,00   0,13%
  • IDX 6.948   115,61   1,69%
  • KOMPAS100 1.006   18,58   1,88%
  • LQ45 780   15,05   1,97%
  • ISSI 221   2,39   1,10%
  • IDX30 405   7,65   1,93%
  • IDXHIDIV20 477   9,48   2,03%
  • IDX80 113   1,82   1,63%
  • IDXV30 116   1,59   1,39%
  • IDXQ30 132   2,92   2,26%

Bisnis Pariwisata hingga Transportasi Melonjak Berkat Libur Panjang Waisak


Rabu, 14 Mei 2025 / 06:12 WIB
Bisnis Pariwisata hingga Transportasi Melonjak Berkat Libur Panjang Waisak
ILUSTRASI. Pengusaha yang juga Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sektor bisnis menadah berkah dari libur panjang akhir pekan (long weekend) Hari Raya Waisak 2569 BE,  10 -13 Mei 2025. Di mana, sektor pariwisata hingga transportasi menjadi sektor bisnis yang paling laris.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, libur dan cuti bersama Waisak mendongkrak bisnis hotel di daerah dengan tujuan wisata populer. Contohnya Yogyakarta, Solo dan Bali.

Sejumlah hotel di daerah tujuan wisata bahkan ada yang mencapai tingkat keterisian kamar (okupansi) 100%. Hariyadi mencontohkan di Yogyakarta, rata-rata okupansi hotel selama long weekend ini mencapai 88%-90%.

Meningkatkan dibandingkan okupansi hari biasa yang hanya sekitar 60%. "Kalau dampak positif, pasti. Long weekend bagus untuk hotel, berpengaruh ke kenaikan okupansi," kata Hariyadi kepada Kontan.co.id, Selasa (13/5).

Baca Juga: Libur Panjang Waisak 2025, Volume Lalin Ruas Tol Nusantara Tembus 640.155 Kendaraan

Hanya saja, Hariyadi menerangkan bahwa tingkat okupansi hotel pada masa long weekend empat hari di tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan momentum yang sama di tahun lalu. Penurunan rata-rata berkisar antara 2%-4%.

Faktor utamanya karena tantangan daya beli masyarakat yang sedang mengalami pelemahan. Selain itu, sejumlah perusahaan juga tidak ikut menerapkan cuti bersama.

"Banyak faktor (penurunan dibandingkan tahun lalu). Salah satunya memang terjadi penurunan daya beli," imbuh Hariyadi yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI).

Direktur Business Development & Sales Marketing Sahid Hotels & Resorts, Vivi Herlambang mengamini adanya kenaikan okupansi pada momentum long weekend kali ini. Hotel di daerah tujuan wisata seperti Yogyakarta, Solo, Batam dan Bogor berada di atas 80%.

Tapi, tingkat okupansi yang tinggi hanya terjadi pada tanggal 10-11 Mei. Vivi mencontohkan di Yogyakarta, okupansi pada tanggal 8-9 Mei masih berada di level 70%. Namun melejit jadi 100% pada tanggal 10-11 Mei.

"Tapi di tanggal 12 sudah mulai 80%-an. Solo, Batam, Bogor juga tingginya pada tanggal 10 dan 11. Tanggal 8-9 masih rendah. Jadi long weekend ini membawa dampak positif bagi hotel di daerah liburan," ujar Vivi.

Baca Juga: BPS: Jumlah Perjalanan Wisnus Turun Menjadi 88,91 Juta Pada Maret 2025

Vivi bilang, momentum long weekend menjadi kesempatan bagi para pengusaha hotel untuk mengerek okupansi. Pasalnya, okupansi hotel tahun ini terganjal oleh sejumlah faktor. Termasuk karena efisiensi anggaran pemerintah. "Kami berusaha, harus pintar mencari pasar," imbuh Vivi.

Tak hanya di bisnis wisata, terutama perhotelan, long weekend Waisak juga mendongkrak sektor transportasi. Tengok saja kenaikan penumpang yang terjadi di moda angkutan kereta api.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat lonjakan signifikan dalam arus balik libur dan cuti bersama Waisak periode 9–14 Mei 2025. Data hingga Selasa (13/5) pagi menunjukkan penjualan tiket KA Jarak Jauh dan KA Lokal menembus 104% dari kapasitas.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba membeberkan tiket KA Jarak Jauh sudah terjual 860.122 dari kapasitas 829.088 kursi. Sementara KA Lokal mencatat penjualan 163.248 tiket dari 156.270 kursi. 

Puncaknya terjadi pada Sabtu (10/5), tingkat okupansi mencapai 124% dengan total 207.571 pelanggan di hari tersebut. Anne memberikan perbandingan, okupansi kereta pada akhir pekan normal berkisar antara 75%–85%.

"Artinya, terjadi lonjakan sekitar 20%–30%. Pertumbuhan yang menunjukkan bahwa kereta api tetap menjadi pilihan utama masyarakat untuk perjalanan aman dan nyaman, terutama saat libur panjang," ungkap Anne.

Baca Juga: Ada Momentum Ramadan, Kunjungan Wisman Turun pada Maret 2025

Lonjakan juga terjadi di jalan tol. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mencatat sebanyak 529.487 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-3 hingga H-1 periode libur Hari Raya Waisak atau pada Jumat-Minggu, 9-11 Mei 2025. Total volume lalu lintas (lalin) yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 17,25% dibandingkan lalin normal.

Sementara itu, JSMR mencatat sebanyak 196.901 kendaraan sudah kembali ke wilayah Jabotabek pada Hari Raya Waisak, Senin (12/5). "Total volume lalin yang kembali ke wilayah Jabotabek ini naik 50,08% jika dibandingkan lalin normal," kata Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana.

Adapun, angka tersebut merupakan kumulatif arus lalin dari empat Gerbang Tol (GT) Utama. Meliputi GT Cikupa (ke arah Merak), GT Ciawi (ke arah Puncak), GT Cikampek Utama (ke arah Trans Jawa) dan GT Kalihurip Utama (ke arah Bandung). 

Meski begitu, tak semua sektor bisnis terdongkrak oleh long weekend Waisak. Contohnya pusat perbelanjaan, terutama di kota besar seperti Jakarta.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, long weekend tidak memberikan dorongan yang signifikan dibandingkan hari libur tanggung alias hari terjepit. Sebab, masyarakat kelas menengah-atas lebih banyak bepergian ke luar kota atau luar negeri saat long weekend.

Baca Juga: Long Weekend, Penumpang Harian Whoosh Tembus 25.000 Penumpang

Apalagi dengan infrastruktur transportasi seperti jalan tol yang sudah lebih terkoneksi. "Long weekend lebih menguntungkan bagi industri usaha pariwisata. Saat ini industri usaha ritel sedang berada dalam low season sebagaimana biasanya terjadi setelah Idulfitri," terang Alphonzus.

Namun, tak semua sektor wisata terdongkrak oleh long weekend Waisak. Corporate Secretary PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) AB Sadewa mengatakan long weekend biasanya lebih berpengaruh pada wisata domestik atau penjualan komponen wisata seperti tiket kereta, pesawat domestik dan hotel.

Namun untuk paket tour wisata ke luar negeri, dampak long weekend cenderung mini, kecuali saat berdekatan dengan musim liburan. Adapun, produk PANR lebih banyak menawarkan paket tour ke luar negeri.

Meski begitu, PANR mencatatkan permintaan yang tinggi pada bulan Mei. Sadewa bilang, kenaikan ini merupakan persiapan masyarakat untuk menyambut libur sekolah pada bulan Juni-Juli. Destinasi yang banyak dituju adalah Jepang, Eropa barat, Turki, China dan Asia Tenggara.

Selanjutnya: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat sampai 15 Mei, Sunscreen Wardah Diskon Rp 12.600

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat sampai 15 Mei, Sunscreen Wardah Diskon Rp 12.600

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×