Reporter: Merlinda Riska | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemilik jaringan bioskop BlitzMegaplex akan menambah jumlah layarnya di banyak kota di Indonesia. Selain menambah bioskop di kota besar, PT Graha Layar Prima Tbk selaku pemilik BlitzMegaplex, juga menghadirkan layar bioskop di kota kecil atau kota kedua.
Sepanjang tahun 2015, perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BLTZ ini berambisi membuka delapan bioskop anyar. Untuk rencana ekspansi ini, perseroan telah mempersiapkan dana investasi senilai Rp 240 miliar.
Johan Yudha Santosa, Direktur BlitzMegaplex bilang, delapan lokasi baru bioskop BlitzMegaplex itu berada di kota besar, seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Balikpapan. Selain itu, Blitz juga hadir juga di kota yang lebih kecil, seperti Karawang, Jawa Barat.
"Kami akan menambah layar di kota utama seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta. Tetapi kami juga mengkaji masuk kota kedua atau kota ketiga seperti Cirebon dan Karawang," terang Johan saat paparan publik BLTZ, Jumat (19/12) lalu.
Dalam menyusun rencana ekspansi bisnisnya, BlitzMegaplex mengklaim sudah melakukan efisiensi. Jika sebelumnya, perusahaan membutuhkan dana Rp 70 miliar untuk menambah satu bioskop, maka perusahaan kini cukup merogoh dana sekitar Rp 30 miliar. "Sekitar Rp 30 miliar untuk satu lokasi. Namun angka pastinya masih kami hitung, " jelas Johan.
Efisiensi dalam proses penambahan bioskop itu terjadi setelah perusahaan melakukan pemilihan teknologi yang dinilai lebih murah. Pemilihan teknologi ini tak lepas dari peran CJ CGV Co Ltd, perusahaan bioskop asal Korea Selatan yang kini berstatus pemegang saham BlitzMegaplex.
Dari tahun 2006 sampai penghujung tahun 2014 ini, BlitzMegaplex telah membentangkan 93 layar bioskop di dua belas lokasi di Indonesia. Dari puluhan layar bioskop yang terbentang itu, perusahaan mencetak 3,6 juta tiket yang terjual sampai kuartal III-2014. Angka penjualan tiket itu turun 2,7% dibandingkan penjualan tiket periode yang sama tahun 2013, yaitu sebanyak 3,7 juta tiket.
Masih merugi
Bratanata Perdana, Komisaris Utama BlitzMegaplex menjelaskan, penjualan tiket bioskop itu turun lantaran film-film yang tayang sepanjang tahun 2014 tak mampu menyedot banyak penonton seperti film yang ditayangkan di tahun sebelumnya. "Dalam bisnis ini, konten (film yang tayang) sangat menentukan," terang Bratanata.
Ia memberi contoh, salah satu film yang cukup efektif mengundang daya tarik penonton adalah film Doraemon yang masih tayang bulan Desember 2014 ini. "Kami yakin, film ini bisa menyedot 800.000 penonton sampai akhir tahun," harap Brata.
Penurunan penjualan tiket berpengaruh terhadap perolehan pendapatan perseroan. Sampai akhir September 2014, pendapatan perseroan hanya Rp 227 miliar, turun tipis jika dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 228 miliar.
Penurunan kinerja ini membuat perusahaan merugi Rp 33,36 miliar dengan EBITDA minus Rp 9,37 miliar. Brata menilai bahwa bisnis bioskop bukanlah bisnis instan yang bisa cepat menghasilkan laba. "Ini bisnis jangka panjang dengan potensi pasar yang besar. Jadi, keuntungannya hadir di masa yang akan datang," jawab Brata.
Ia menjelaskan, penyebab kerugian adalah kenaikan biaya sewa lokasi dan kenaikan biaya makanan dan minuman (food and beverage). "Kami berupaya tahun depan tak merugi, EBITDA positif serta pendapatan tumbuh double digit," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News