Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) memperkirakan, produksi minyak tahun 2013 hanya akan mencapai 880 ribu barel per hari (bph) hingga 910 ribu bph. Angka tersebut lebih rendah dari target produksi minyak yang ditetapkan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2012 sebesar 930 ribu bph.
Rudi Rubiandini, Direktur Operasi BP Migas mengungkapkan, target produksi minyak 2013 memperhitungkan realisasi produksi minyak tahun 2012. Realisasi produksi minyak tahun 2012 rata-rata adalah 880,8 ribu bph. Namun, dari hasil kajian per lapangan seluruh kontraktor kontrak kerja sama (kkks) dan beberapa proyek yang akan onstream diperoleh prediksi produksi 2012 bisa mencapai rata-rata 904 ribu bph.
"Atas dasar kondisi tersebut dibuatlah perkiraan minimum yang bisa dicapai pada tahun 2013 dan ketemulah produksi 880 ribu bph," ujar Rudi, Minggu (3/6).
Setelah mempertimbangkan penurunan produksi sebesar 5% dan beberapa proyek baru yang akan onstrem, dua proyek hasil pekerjaan EOR (enhanced oil recovery) dan dua penambahan pekerjaan di permukaan, maka bisa diperoleh pencapaian produksi maksimum sebesar 910 ribu bph.
Adapun ke-11 proyek tahun 2013 tersebut adalah Kerendan (Salamander), South Mahakam (TEPI), Gundih (Pertamina), South Mahakam Fase-2 (TEPI), Letang Tengah (COPI-Grissik), Pondok Makmur (Pertamina), Anoa (Premier), Duri NDD-13 (CPI), GG (PHE-ONWJ), UL (PHE-ONWJ) Jambu Aye (ENI).
Kemudian dua lapangan yang mengembangkan EOR dan akan onstream 2013 adalah Rantau dan Talang Jimar, dan kedua-duanya milik Pertamina EP. "Dua penambahan peralatan di permukaan, yaitu Banyu Urip (MCL) dan Jambi Merang," jelas Rudi.
Berbeda dengan target BP Migas, pemerintah optimistis target produksi minyak pada tahun depan bisa mencapai 940 ribu bph. "Berdasarkan produksi tahun ini, upaya peningkatan produksi serta perkiraan tambahan produksi dari lapangan baru, kami yakin target lifting tahun depan bisa mencapai 910 ribu hingga 940 ribu bph," ujar Dirjen Migas Kementrian ESDM, Evita Herawati Legowo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News