kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BPDPKS beberkan tantangan implementasi program peremajaan sawit rakyat


Rabu, 02 Desember 2020 / 18:54 WIB
BPDPKS beberkan tantangan implementasi program peremajaan sawit rakyat
ILUSTRASI. BPDPKS beberkan tantangan implementasi program PSR


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) membeberkan berbagai tantangan implementasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Menurutnya, ada berbagai tantangan yang dihadapi mulai dari permasalahan mengenai lahan, kapasitas pekebun hingga proses administratif.

Terkait dengan lahan, Eddy menjelaskan tantangan yang dihadapi mulai dari data profil pekebun dan lahan yang tidak akurat dan kurang valid hingga masih ada perselisihan mengenai status lahan.

"Lalu, ada kesulitan dalam memenuhi persyaratan sertifikasi ISPO," ujar Eddy dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (2/12).

Baca Juga: BPDPKS telah gelontorkan Rp 4,5 triliun untuk program peremajaan sawit rakyat

Sementara, tantangan dari sisi kapasitas pekebun, mulai dari terbatasnya akses pekebun pada dukungan finansial dan perbankan, pekebun yang belum atau tidak masuk dalam kelompok tani atau koperasi atau kelembagaan pekebun, tak hanya itu ada pula alasan kurangnya pelatihan perkebunan yang baik.

Eddy juga menyebut, tantangan dalam proses administratif yang menjadi kendala hingga saat ini berkaitan dengan kesiapan permohonan untuk dapat memenuhi persyaratan pendanaan program PSR.

"BPDPKS bersama seluruh stakeholder pemerintah terutama Ditjen Perkebunan Kementan akan terus berupaya untuk mendorong keberhasilan program PSR ini walaupun kami sadar masih banyak kendala dan tantangan yang dihadapi," kata Eddy.

Lebih lanjut, Eddy pun menerangkan adanya PSR ini akan memberikan banyak manfaat. Pertama adalah peningkatan produktivitas dan kualitas dari tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan, adanya peningkatan praktik good agricultural practices terutama di level pekebun swadaya, tak hanya itu adanya integrasi dan harmonisasi pelaksanaan PSR dengan rencana tata ruang perkebunan akan menjaga keseimbangan isu lingkungan dan keberlanjutan.

Adapun, Eddy menyebut, sejak tahun 2016 hingga 2020, BPDPKS sudah menyalurkan sekitar Rp 4,5 triliun untuk program PSR. Dana tersebut ditujukan untuk peremajaan kelapa sawit seluas 172.934 hektar dengan melibatkan sekitar 75.993 pekebun swadaya dan plasma.

Selanjutnya: Industri biodiesel dukung energi hijau untuk topang ekonomi di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×