Reporter: Ali Imron | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Persaingan ban mobil standar semakin memanas. Ini disebabkan PT Bridgestones Tire Indonesia (BTI) meluncurkan ban mobil standar jenis B250 pada Rabu (25/3) di Jakarta. Dengan demikian, kehadiran ban tersebut sekaligus menggantikan ban standar sebelumnya, Techno dan Turbo.
Tentu saja dengan hadirnya B250 membuat ban Techno dan Turbo tidak lagi diproduksi. Sebab, penjualan kedua ban itu hanya berkisar 40.000 buah per bulan. Padahal biasanya penjualan ban tersebut bisa sampai di atas 100.000 buah per bulan. “Kami menargetkan B250 bisa menyegarkan kembali pasar ban standar. Dan kami targetkan penjualan tembus 100.000 buah per bulan untuk penjualan ritel,” kata John Arsyad, Manajer Umum Penjualan PT BTI.
Adapun sasaran ban standar Bridgestones adalah mobil sekelas MPV dan sedan standar dengan sasaran Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM). Sejauh ini, Bridgestones sudah mendapatkan pemesanan dari Suzuki, Daihatsu dan Toyota. “Kami menargetkan penjualan untuk replacement market di ATPM itu sekitar 25.000 buah per bulan,” katanya.
Ada empat pilihan ban ukuran standar yang tersedia, yaitu 12 inci, 13 inci, 14 inci dan 15 inci. Adapun harga yang ditawarkan adalah mulai dari Rp 400.000 sampai Rp 800.000 per buah. Dan mereka mengklaim harga jual tersebut lebih murah Rp 25.000 dari ban standar pendahulunya.
Selain itu, Bridgestones juga mengklaim kalau B250 sangat irit bahan bakar. Bayangkan saja, untuk satu liter bahan bakar premium B250 sanggup menempuh jarak 12 kilometer (km). Sedangkan ban standar merek lain hanya sekitar 10 km saja. “Ini karena kami berhasil meminimalkan hambatan sulir pada ban sehingga tenaga yang dikeluarkan pun bisa irit sekitar 10 %-12 %,” tukasnya.
Hingga Maret 2009 penjualan ban radial Bridgestones diperkirakan akan menembus angka 200.000 buah. Sedangkan pada Februari 2009, penjualannya sekitar 150.000 buah. Ini artinya, ada peningkatan sekitar 33 %. “Penjualan radial dari ban standar yang kami miliki seperti potenza, turanza, techno dan turbo,” ujarnya.
Pada 2009 ini mereka menargetkan penjualan ban itu sekitar 900.000 buah, yang artinya mengalami penurunan sekitar 15 % bila dibandingkan dengan penjualan 2008. Pada saat itu, penjualan mereka menembus 1 juta buah.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane bilang persaingan di ban standar sangat ketat. Pasalnya pasarnya lumayan gemuk makanya pemainnya pun sangat banyak. Sebut saja Gajah Tunggal, Ardilles, Accelera, Dunlop dan Goodyear. “Sekitar 14 pemain menyasar segmen standar ini,” tukasnya.
Secara umum, pasar ban secara nasional akan turun 15%. Bila pada 2008 penjualan ban itu bisa menembus angka 12 juta unit, maka pada 2009 ini penjualan ban diprediksi hanya mencapai 10 juta unit saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News