kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BTS operator selular konsumsi BBM 70 juta liter/tahun


Jumat, 13 Agustus 2010 / 14:59 WIB
BTS operator selular konsumsi BBM 70 juta liter/tahun


Reporter: Gentur Putro Jati |

JAKARTA. Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) mencatat, seluruh base transceiver station (BTS) yang dioperasikan operator seluler di Indonesia membutuhkan BBM jenis solar sebanyak 70 juta liter setiap tahun. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, seluruh operator seluler anggota ATSI diarahkan untuk membeli dari PT Pertamina (Persero).

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Djaelani Sutomo menyebutkan bahwa tahun lalu perusahaannya hanya kecipratan jatah tiga juta liter. "Tahun ini saya rasa ada peningkatan karena ada kerja sama antara ATSI dengan Pertamina dalam pembelian BBM industri. Kami tidak memberikan batasan dalam volume pembelian, sedangkan masalah harga tergantung negosiasi," kata Djaelani, Jumat (13/8).

Sekjen ATSI Dian Siswarini menjelaskan, selama ini anggotanya mendapatkan pasokan paling banyak dari agen atau distributor solar dil uar Pertamina. Dengan harga beli Rp 7.000 sampai Rp 11.000 per liter tergantung lokasi BTS.

Sementara itu, Ketua Umum ATSI Sarwoto Atmosutarno berharap kerja sama dengan Pertamina membuat operator bisa mendapatkan harga BBM yang lebih murah.

"Kalau beli dari agen itu lebih mahal 30% ketimbang langsung dari Pertamina. Padahal, sekitar 40% BTS milik operator sangat tergantung pasokan BBM untuk mengoperasikannya. Sisanya mengandalkan listrik dari PT PLN (Persero)," jelas Sarwoto.

Menurut Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) itu, penggunaan energi campuran antara listrik dan BBM menyebabkan biaya operasi BTS di Indonesia salah satu yang paling tinggi di Asia Pasifik. "Biaya energi Telkomsel untuk menjalankan BTS saja menyerap 22% biaya operasional untuk pemeliharaan. Kami memiliki 5.000 mobile genset yang digunakan untuk mengoperasikan BTS saat suplai listrik kurang," terangnya.

Sekadar catatan, satu BTS mengkonsumsi 850 liter solar setiap tahunnya. Saat ini Telkomsel yang memiliki 88,3 juta pelanggan mengandalkan 34.000 BTS untuk memberikan layanan. XL yang melayani 32,6 juta pelanggan dengan 20.000 BTS. Kemudian Indosat yang memiliki 37,7 juta pelanggan memiliki 18.000 BTS.

Operator lain yang tergabung dengan ATSI adalah Mobile-8 Telecom yang memiliki 4.000 BTS, Smart Telecom 3.500 BTS, Natrindo Telepon Seluler/Axis 6.000 BTS, dan Hutchison CP Telecom/Tri 6.000 BTS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×