Reporter: Nurmayanti | Editor: Test Test
JAKARTA. Kondisi ekonomi nasional yang tidak menentu sepanjang tahun ini tak sampai menyurutkan niat sejumlah perusahaan nasional melakukan ekspansi usaha. Buktinya, sejumlah perusahaan nasional masih getol mencari pinjaman untuk membiayai ekspansi usahanya.
Seperti dilansir dari situs IFC, Senin (8/9), hingga kini tercatat ada 11 perusahaan yang mengajukan proposal pinjaman. Mereka ini butuh modal untuk membiayai ekspansi usahanya. Ke-11 perusahaan itu adalah PT Prakarsa Alam Segar, PT Karunia Alam Segar, PT Tirta Alam Segar dan Sriwijaya Alam Segar. Keempat perusahaan ini adalah bagian dari Wings Group.
Perusahaan lain yang mengajukan proposal adalah PT Holcim Indonesia Tbk, PT Fugui Flour and Grain Indonesia, Salamander Energy Plc, Quvat Capital Partners II Ltd, PT Federal International Finance dan Oto Summit Finance serta PT South Pacific Viscose.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani menilai, masuknya proposal pinjaman empat perusahaan Wings Group itu, lantaran tergiur pasar minuman ringan yang masih menganga lebar. "Pasar minuman ringan tahun ini tumbuh 10%," kata Franky, Senin (8/9).
Pabrik semen PT Holcim juga mengajukan pinjaman. Tampaknya, Holcim juga tergiur pasar semen yang masih gemuk. Untuk itu, perseroan berencana melakukan ekspansi usaha dengan menambah kapasitas pabrik. Relationship Management Investor Holcim, Rusli Setiawan mengatakan, perusahaannya mengajukan pinjaman untuk membiayai pembangunan pabrik semen Holcim di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. "IFC memang sudah datang, tapi ini masih dalam tahap penjajakan. Jadi belum tahu bagaimana hasilnya," ujar Rusli, Senin (8/9).
Sayang, Rusli masih merahasiakan nilai pinjaman yang mereka ajukan ke IFC. Yang jelas, biaya pembangunan pabrik di Tuban diperkirakan mencapai US$ 575-US$ 600 juta. Nah, mestinya nilai pinjamannya pun tidak akan terpaut jauh dari dana yang dibutuhkan tersebut.
Rusli berharap, IFC segera mencairkan dana pinjaman yang mereka ajukan. Sehingga, pembangunan pabrik dapat segera dilakukan. "Setidaknya akhir Oktober ini sudah ada jawaban dari IFC," harapnya. Pabrik Tuban berkapasitas 1,7 juta ton itu ditargetkan sudah berdiri pada tahun 2012. Kelak, bila pabrik ini beroperasi, total kapasitas produksi Holcim bakal naik dari 7,9 juta ton menjadi 9,6 juta ton.
Communication Analyst IFC Ariavita Purnamasari mengakui adanya permohonan pinjaman dari Holcim. "Iya memang beberapa waktu lalu ada pertemuan tapi kami masih menjajaki. Kami akan pelajari dulu proposalnya. Jadi belum ada hasil apa pun sampai sekarang ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News