kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bulog menambah cadangan beras 600.000 ton


Kamis, 07 Maret 2013 / 11:42 WIB
Bulog menambah cadangan beras 600.000 ton
ILUSTRASI. Kawasan Summarecon Bekasi yang dikembangkan?PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Perum Bulog akan menambah cadangan beras nasional (CBN) sebesar 600.000 ton untuk mengantisipasi kenaikan harga beras setelah panen raya usai pada tahun ini. Untuk penambahan cadangan itu, Bulog akan meningkatkan pembelian beras dari petani dalam negeri.


Sutarto Ali Moeso, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan, sebenarnya saat ini stok Bulog dalam posisi aman, yaitu di atas 2 juta ton setara beras. Cadangan sebesar itu cukup untuk konsumsi 7,5 bulan ke depan. Selain memiliki cadangan beras yang cukup, Bulog juga terus melakukan pengadaan dalam negeri rata-rata 5.000 ton per hari.


Pengadaan dalam negeri akan meningkat memasuki panen rata hingga mencapai 30.000 ton per hari. "Kontrak pengadaan beras dalam negeri dari awal tahun hingga hari ini sudah 86.000 ton," kata Sutarto saat dihubungi KONTAN.


Untuk menggenjot pengadaan beras dalam negeri, menurut Sutarto, Bulog akan terjun langsung membeli gabah atau beras produksi petani. Selain itu Bulog juga tidak hanya akan membeli gabah atau beras dari mitra besar, namun juga perusahaan penggilingan skala kecil dan kelompok petani.


Bulog juga akan memberikan insentif kepada daerah-daerah minus, bukan sentra produksi padi. “Biaya yang semula untuk ongkos angkut beras dari daerah surplus dialihkan sebagai insentif pengadaan di daerah itu,” katanya. Bulog juga akan mengembangkan penanaman padi sendiri di sentra produksi.


Menurutnya harga beras saat ini cenderung stabil seperti pada Juni 2012 Rp 8.000 per kilogram. "Memang pernah naik sedikit pada bulan Desember lalu kemudian turun lagi dan stabil hingga hari ini," kata Sutarto.


Menurutnya, jika produksi padi pada musim tanam Oktober (2012)-Maret (2013) bagus, maka kenaikan harga beras akan ditentukan oleh hasil panen dari musim tanam April-September. Jika hasilnya tidak bagus, harga beras akan terdorong naik.  


Sutarto bilang, panen beras saat ini mundur. "Biasanya panen raya pada Februari, sekarang Maret-April." katanya. Penyebabnya tahun lalu musim hujan mundur, dari semestinya Oktober ke akhir November.


Sutarto bilang Indonesia tidak perlu mengimpor beras tahun ini bila produksi padi 2013 sesuai target Kementerian Pertanian sebanyak 72 juta ton. Namun, selain peningkatan produksi, menurutnya ada faktor lain yang bisa menyebabkan harus dilakukan, yaitu kondisi harga dan stok beras.


Harga berpengaruh terhadap pengadaan beras dalam negeri Bulog. Stok beras yang dipegang pemerintah menjadi ukuran terutama bagi pedagang untuk melakukan spekulasi terhadap harga beras. “Jika stok beras pemerintah cukup besar, maka harga akan relatif stabil. Sebab, pedagang juga tidak akan berani bermain-main,” katanya.


Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, untuk mengamankan cadangan beras nasional, Pemerintah Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman dengan sejumlah negara seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, serta laos. "Dengan Kamboja kita sudah tanda tangan MoU-nya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×