Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga beras yang terus meningkat di pasaran membuat Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mempertimbangkan memperpanjang waktu intervensi pasar sampai Maret 2015 atawa menjelang panen raya. Hal itu dilakukan untuk meredam kenaikan harga beras di pasar yang belum juga turun kendati Bulog telah melakukan operasi pasar.
Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat mengatakan operasi pasar Bulog yang telah dimulai Senin (16/2) pekan lalu ditargetkan akan berakhir pada akhir Februari 2015. Namun melihat kondisi pasar saat ini, dimana harga beras justru meningkat, maka Bulog mempertimbangkan memperpanjang proses operasi beras hingga bulan Maret menyongsong panen raya.
"Kami akan melakukan terus operasi pasar, sambil terus mengevaluasinya. Kita akan lihat sampai akhir Februari, bila perlu kita lakukan operasi pasar sampai bulan Maret menyongsong panen raya," ujar Lenny, akhir pekan. Bulog memprediksi panen raya akan berlangsung mulai bulan Maret hingga Juni 2015.
Lenny meminta masyarakat tidak khawatir akan kenaikan harga beras, karena bisa membelinya dari Bulog dengan harga Rp 7.400 per kilogram (kg). Dengan hadirnya bulog di sejumlah pasar tradisional atau di 12 pasar tradisional di Jadetabek, serta di 50 titik, masyarakat bisa langsung membeli beras dari Bulog dengan harga murah tapi kualitas baik.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menambahkan, pemerintah tidak akan melakukan impor beras kendati harga beras di pasaran saat ini masih tinggi. Menurutnya, ketersediaan stok beras nasional masih cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sampai musim panen tiba.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Hasil Sembiring, menyatakan bahwa luas panen pada Maret 2015 akan mencapai 2,4 juta hektar atau setara dengan 12 juta ton gabah kering. Jumlah tersebut setara dengan 7,1 juta ton beras.
Dari hitungan Kementan, pada Januari 2015 luas panen mencapai 621.000 ha, atau setara dengan 3,2 juta ton gabah kering atau sebanyak 1,9 juta ton beras. Sementara pada bulan Februari 2015 luas panen naik menjadi 1,3 juta hektar, atau setara dengan 6,7 juta ton gabah kering atau 3,9 juta ton beras.
Sedangkan April, luas panen sebesar 2,1 juta hektar, setara dengan 10,6 juta ton gabah kering atau 6,1 juta ton beras.
Karena itu, pemerintah memastikan tidak membuka keran impor beras kendati harga beras terus mengalami kenaikan. Di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Selatan kenaikan bahan kebutuhan pokok masyarakat tersebut mencapai 30%.
Pemerintah melalui Perum Bulog pada Desember 2014 hingga Januari 2015 telah melakukan operasi pasar dan menyalurkan kurang lebih sebanyak 75.000 ton beras.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News