Reporter: Umi Kulsum | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Produsen tepung PT Bungasari Flour Mills Indonesia ingin mengerek kontribusi penjualan ekspor dari 5% menjadi 7% pada tahun ini. Strategi mereka adalah memperbesar penjualan ke Hong Kong dan Filipina.
Bungasari berencana lebih rutin melakukan ekspor tepung ke Hong Kong. Kalau semula mengekspor setiap tiga hingga empat bulan sekali, mulai tahun ini mereka bakal mengekspor setiap bulan. Setiap pengiriman terdiri dari satu hingga dua kontainer tepung. Informasi saja, satu kontainer berisi sekitar 24 ton-25 ton tepung.
Sejauh ini, kontribusi penjualan ke Hong Kong masih mini, yakni kurang dari 1% dari total ekspor. "Volumenya masih kecil terhadap kontribusi ekspor, tapi potensinya lumayan besar," ujar Budianto Wijaya, Direktur Sales & Marketing PT Bungasari Flour Mills Indonesia kepada KONTAN, Sabtu (7/1).
Sementara untuk Filipina, Bungasari juga bermaksud memperbesar pengiriman. Perusahaan hasil patungan FKS Group (Indonesia), Malayan Flour Mills Berhad (Malaysia) dan Toyota Tsusho Corporation (Jepang) itu, akan mengekspor 10-20 kontainer tepung per bulan.
Selain Hong Kong dan Filipina, contoh negara tujuan ekspor Bungasari yang lain adalah China dan Thailand. Dari seluruh negara tujuan ekspor, Asia Tenggara merupakan fokus utama mereka.
Seiring upaya peningkatan kontribusi ekspor, Bungasari memprediksi penambahan volume produksi sebesar 5%. "Sektor makanan memang terus menggeliat, prospeknya sangat bagus, maka itu kami tingkatkan kembali volume produksi tahun ini," beber Budianto.
Sebagai gambaran, tahun lalu Bungasari menargetkan volume produksi 39.000-40.000 ton tepung per bulan. Dengan asumsi target minimal terpenuhi, berarti proyeksi peningkatan volume produksi tahun ini adalah 40.950 ton tepung per bulan.
Bungasari menjalankan produksi di Cilegon, Banten. Menurut catatan KONTAN, pabrik seluas 11 hektare (ha) itu memiliki tiga mesin dengan volume produksi 1.500 ton tepung per hari atau 300.000 ton tepung per tahun.
Manajemen Bungasari bilang, utilitas pabrik Cilegon mencapai 90%. Maka dari itu, mereka mempersiapkan pabrik baru yang masih dirahasiakan detail rencananya.
Selain memperbesar kontribusi ekspor, Bungasari ingin menambah pelanggan. Terakhir kali mereka menambah mitra bisnis adalah saat memulai kerjasama dengan PT ABC President dan PT Mondelez Indonesia. Kini total ada 50 perusahaan yang menjadi pelanggan.
Sekadar tahu, Bungasari membagi segmen pembeli dalam tiga kategori. Ketiganya adalah perdagangan umum berupa pedagang pasar, industri besar dan consumer goods atawa ritel.
Penjualan segmen ritel memanfaatkan gerai modern seperti Lottemart, Hypermart, Giant dan Yogya. Menurut catatan internal Bungasari, kontribusi penjualan segmen ritel masih di bawah 5%. Perusahaan tersebut bermaksud meningkatkan kontribusi ritel menjadi 5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News