Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog memperkirakan stok akhir yang dimilikinya akan sebesar 700.000 ton. Pengamat pertanian Husein Sawit mengatakan, jumlah stok akhir Bulog ini sudah rasional mengingat program bantuan beras bagi warga miskin (raskin) akan dihapus pada tahun mendatang.
Husein menyebutkan, dengan penghapusan program raskin tersebut, maka penyaluran beras oleh Bulog akan berkurang. "Tahun depan kan penyaluran akan nol, yang ada tinggal cadangan beras pemerintah. Cadangan beras pemerintah kan untuk intervensi pasar itu hanya 300.000 ton," ujar Husein kepada Kontan.co.id, Senin (27/11).
Dia pun menambahkan, stok awal dengan jumlah kecil akan menguntungkan sebuah perusahaan. Namun, hal tersebut akan sedikit mengganggu pemerintah, di mana apabila stok beras kecil, ketika terjadi ketidakstabilan harga maka pemerintah tidak akan memiliki senjata untuk mengatasinya.
Namun, Husein juga berpendapat jika hal tersebut seharusnya bisa teratasi bila pemerintah sudah menerapkan HET dan mengerahkan Satgas Pangan.
Husein berpendapat, bila di tahun mendatang Bulog ditugaskan kembali menyerap gabah/beras dalam jumlah yang besar, maka Bulog akan mengalami kerugian. "Kalau tahun depan Bulog menyerap di atas 3 juta ton, untuk apa? sebagai Perum, itu akan merugikan," jelasnya.
Menurut Husein akan lebih baik bila cadangan beras pemerintah diperbesar. Cadangan beras ini dapat digunakan untuk menjaga harga, diperuntukkan sebagai keperluan gawat darurat, serta untuk bantuan internasional. "Kalau cadangan tidak diperbesar, saluran tidak ada, nah itu yang menjadi persoalan," kata Husein.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News