Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) membidik kenaikan kinerja pada tahun 2025. Salah satu strategi CAKK adalah mendongkrak efisiensi operasional untuk meningkatkan margin laba.
Direktur Utama Cahayaputra Asa Keramik, Johan Silitonga mengungkapkan peremajaan mesin lama dengan mesin baru akan membuat operasional yang lebih efisiensi. Strategi ini diharapkan dapat menurunan harga pokok serta meningkatkan laba, dengan persaingan harga jual yang sehat.
"Sehingga bisa membawa dampak positif bagi perusahaan. Perseroan optimistis di tahun 2025 performa menjadi lebih baik lagi," ungkap Johan dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Senin (16/6).
Mengawali tahun 2025, pendapatan bersih CAKK melonjak 62,95% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 49,21 miliar menjadi Rp 80,19 miliar pada kuartal I-2025. CAKK pun ingin mempertahankan laju kenaikan penjualan pada level 35%.
Baca Juga: Kawan Lama dan Dewalt Perkuat Distribusi Alat Kerja untuk Industri dan Hobi
Pada periode tiga bulan pertama 2025, CAKK membalikkan rugi bruto Rp 581,92 juta menjadi laba bruto sebesar Rp 3,85 miliar. Meski top line dan laba bruto membaik, tapi bottom line CAKK menukik.
CAKK bahkan menanggung rugi bersih sebesar Rp 5,43 miliar hingga Maret 2025. Berbalik dibandingkan laba bersih Rp 17,85 miliar yang diraih CAKK pada periode yang sama tahun lalu.
Sebagai catatan, laba bersih CAKK pada kuartal I-2024 lalu ikut didorong oleh pencatatan laba penjualan properti investasi sebesar Rp 29,88 miliar. Sementara itu, Johan menyoroti bahwa sepanjang tahun lalu CAKK memperbaiki posisi keuangannya.
Pendapatan bersih CAKK terdongkrak 14,78% (yoy) dari Rp 208,63 miliar menjadi Rp 239,47 miliar pada tahun 2024. Sedangkan rugi bersih CAKK terpangkas 52,31% (yoy) dari Rp 34,08 miliar menjadi Rp 16,25 miliar sepanjang tahun lalu.
Secara volume, CAKK memproduksi sebanyak 6,94 juta m2 dengan tingkat penjualan ubin keramik sebanyak 6,70 juta m2. Sedangkan penggunaan kapasitas terpasang CAKK pada tahun lalu baru mencapai 57,85%.
Johan menjelaskan, volume produksi CAKK tahun 2024 meningkat 27,31% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski volume naik, tapi CAKK tidak bisa melakukan penyesuaian harga jual karena mempertimbangkan kondisi ekonomi yang belum membaik.
Johan juga mengungkapkan CAKK menghadapi tantangan dari sisi gas bumi, yang menjadi bagian utama dari proses operasional produksi. "Di tahun 2024, terdapat kondisi harga gas yang didapatkan melebihi dari harga subsidi gas yang diberikan, karena adanya penyesuaian alokasi proposional," terang Johan.
Pasokan gas yang mengalami penurunan mengganggu operasional, sehingga hasil produksi tidak maksimal. Dus, CAKK pun berharap volume pasokan gas industri pada tahun ini bisa optimal hingga mencapai 100%.
Baca Juga: Regulasi yang Tepat Diharapkan Dapat Optimalisasi Industri Padat Karya
Selanjutnya: Jadwal Piala Presiden 2025 Lengkap Mulai 6 Juli Persib Bandung vs Port FC
Menarik Dibaca: Jangkau 67.000 Desa, AgenBRILink Perkuat Inklusi Keuangan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
