Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
AKARTA. Pesatnya pertumbuhan bisnis penerbangan di Indonesia membuat produsen mesin pesawat CFM International melirik Indonesia sebagai pasar potensial. Perusahaan patungan General Electric dan Snecma of France ini yakin, permintaan mesin pesawat buatannya bakal meningkat seiring kenaikan pembelian pesawat oleh maskapai di Indonesia.
Executive Vice President CFM International Chakeer Chahrour bilang, ekspansi maskapai penerbangan di Indonesia membuat permintaan mesin pesawat bikinan CFM International meningkat. Maklum saja, mesin pesawat produksi CFM banyak digunakan oleh produsen pesawat seperti Boeing dan Airbus. "Lion Air misalnya memecahkan rekor pesanan pesawat," katanya Senin malam (22/7).
Awal tahun ini, Lion Air memesan 234 unit pesawat Airbus A320. Selain Lion Air, maskapai lain yaitu Citilink juga memesan 10 pesawat Airbus A320.
Melihat potensi permintaan pesawat yang besar di Indonesia, CFM International mulai memperkenalkan LEAP, mesin pesawat baru produksinya. CFM International mengklaim mesin LEAP punya berbagai kelebihan yang akan menguntungkan maskapai penggunanya. Antara lain kipas yang 50% lebih ringan, lebih tahan lama dan lebih hemat energi.
Sebelum LEAP, berbagai maskapai yang beroperasi di Indonesia sudah menggunakan 314 mesin jenis CFM56-7B keluaran CFM International.
Chakeer bilang, mesin jenis LEAP akan diaplikasikan ke beberapa tipe pesawat seperti Airbus A320neo, Boeing 737 MAX, dan COMAX C919 150. Hanya saja, pesawat bermesin LEAP baru akan terbang pada tahun 2016.
Tapi, Chakeer mengklaim CFM International kini sudah menerima pesanan 5.152 unit mesin LEAP. Mesin pesawat ini diproduksi di dua pabrik CFM yang berlokasi di Amerika Serikat dan Prancis. "Tahun ini sudah masuk pesanan sekitar 800 unit LEAP dari seluruh dunia," ujarnya.
Saat ini, kapasitas produksi mesin LEAP mencapai 600 unit per tahun. Pada tahun 2018 atau 2019, Chakeer bilang, CFM International akan menggenjot kapasitas produksi menjadi 1.500 unit per tahun.
Haris Izmee, Senior Director General Electric Aviation bilang selain pesawat baru, ada potensi besar dari bisnis perawatan pesawat di Indonesia. Di bisnis perawatan, kini CFM International bekerjasama dengan anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk yaitu GMF AeroAsia untuk mengoperasikan engine test cell.
Ke depan, GMF AeroAsia akan mampu merawat mesin CFM56-7B. Sehingga, "Pada 2016, kapasitas pemeliharaan akan mencapai 150 mesin per tahun," ujar Haris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News