Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) masih melihat pandemi Covid-19 sebagai tantangan terbesar bagi kinerja perusahaan. Meski begitu, CSRA optimistis, kinerja di tahun 2021 bakal lebih mentereng dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal tersebut sejalan dengan harga komoditas khususnya minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) yang terus meningkat dalam delapan tahun terakhir. Ini membuat sektor perkebunan kelapa sawit nasional mendapatkan peringkat overweight atau naik dibanding sektor lainnya dari para analis pasar modal.
Sampai dengan periode Maret 2021, harga kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Januari di Malaysia Derivative Exchange telah mencapai RM 3.900 per ton. Sedangkan harga CPO FOB Indonesia telah naik di atas level Rp 10.000 per kilogram (kg) pada akhir Maret 2021.
"Perusahaan yakin akan prospek bisnis ke depan masih cukup baik seiring dengan membaiknya kondisi sektor perkebunan kelapa sawit yang juga memiliki prospek yang cemerlang. Pengembangan vaksin untuk virus Covid-19 juga sudah mulai menemukan titik terang sehingga diharapkan pada tahun 2021 kondisi perekonomian global dan nasional juga akan membaik dibandingkan tahun 2020," kata Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja dalam rilis yang diterima Kontan, Jumat (28/5).
Seiring dengan bertambahnya peluang yang dapat digarap di sektor perkebunan kelapa sawit, berpengaruh terhadap kebijakan strategis yang akan diambil perusahaan. Di mana, CSRA akan fokus untuk menjaga kelancaran arus kas, efisiensi biaya di semua lini bisnis, serta pemantauan aktivitas produksi.
Baca Juga: Kenaikan harga CPO picu tumbuhnya pendapatan Cisadane Sawit Raya di kuartal I-2021
Sebab, di tahun ini CSRA berencana akan melanjutkan beberapa proyek yang sempat tertunda di tahun lalu. Seperti pembangunan pabrik PKS II dan penanaman di landbank di Sumatera Selatan.
Pencapaian positif CSRA di tahun 2021 didukung pula oleh strategi perusahaan untuk menjalankan bisnis sesuai dengan praktik bisnis kelapa sawit yang sehat dan benar, sebagaimana diatur dalam standar yang ditetapkan dalam Indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO). Menyusul keberhasilan salah satu anak perusahaannya yaitu PT Samukti Karya Lestari yang juga telah memperoleh sertifikat ISPO pada tahun 2019.
"Perusahaan juga telah memperoleh sertifikasi ISPO pada tanggal 11 Februari 2021 oleh lembaga sertifikasi independen di Perkebunan yang berlokasi di Sei Siarti dan Sei, Desa Tampang di Labuhanbatu," tambah Seman.
Dia menjelaskan, secara eksternal CSRA akan memanfaatkan semua momentum yang ada untuk meningkatkan kinerja keuangan. Sementara dari sisi internal, prioritas utama CSRA ada pada penjagaan kinerja pengelolaan arus kas hasil bisnis dalam kondisi yang sehat, baik untuk kebutuhan operasional maupun untuk keperluan pengembangan bisnis.
“Kami dengan senang hati ingin melaporkan hasil triwulan yang baik dengan laba bersih dan penjualan yang masih tumbuh dua digit meskipun situasi pandemi yang kian berlanjut, yang menunjukkan kekuatan fundamental bisnis kami di tengah-tengah berbagai tantangan telah dialami perseroan secara langsung maupun tidak langsung sepanjang tahun terutama karena pandemi Covid-19. Berlanjut dari kuartal terakhir, kami akan terus aktif menerapkan serangkaian strategi untuk meningkatkan ketahanan dan siap untuk dapat memberikan kontribusi serta menghasilkan pertumbuhan positif di tahun-tahun mendatang," pungkas dia.
Selanjutnya: Cisadane Sawit Raya (CSRA) bersiap menggeber kinerjanya pada tahun 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News