Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Perusahaan penyedia jaringan dan layanan informasi teknlogi PT Cisco System Indonesia menargetkan pertumbuhan penjualan di atas 12% di tahun fiskal 2013 ini. Manajemen perusahaan yakin tingginya pertumbuhan kebutuhan jasa dan layanan teknologi informasi (TI) di Indonesia membantu mencapai target tersebut.
Managing Director Cisco Indonesia Stuart Henry mengatakan pertumbuhan permintaan produk TI di Indonesia paling tinggi di Asia Tenggara. "Pertumbuhan produk dan layanan TI negara lain tidak setinggi Indonesia yang rata-rata mencapai 12% tiap tahun," katanya.
Sayang Stuart enggan menyebutkan kinerja penjualan mereka di Indonesia termasuk kontribusi bagi induk perusahaan. Namun secara global, induk usaha mereka di Amerika Serikat, Cisco System Pte. Ltd mencatatkan penjualan sebesar US$ 46,1 miliar di tahun fiskal 2012 yang berakhir Juni lalu atau tumbuh 6,6% dari penjualan tahun fiskal 2011 sebesar US$ 43,2 miliar.
Di Indonesia, Cisco menyasar pasar korporasi. Saat ini, sudah ada lebih dari 100 klien Cisco. Sebagian besar berasal dari sektor perbankan. Maklum, produk jaringan Cisco cukup populer di sektor perbankan nasional.
Meski perbankan menjadi klien utama, Cisco Indonesia juga tengah menggarap sektor lain yang punya potensi pasar. Seperti pertambangan, energi, pendidikan, keuangan dan kesehatan.
Salah satu caranya dengan mengandalkan produk dan layanan telekonferensi untuk komunikasi jarak jauh. Dengan alat ini, proses komunikasi antara kantor pusat dan wilayah operasi, seperti daerah pertambangan bisa dilakukan secara tatap muka langsung.
Chandra Herawan, Senior Manager Cysco System untuk kawasan Asia menambahkan, teknologi komunikasi video tersebut sudah dipasarkan di Indonesia sejak empat tahun lalu. Produk ini saban tahun mengalami perkembangan teknologi. Supaya klien dari berbagai sektor bisa memakai produk tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News