kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Citilink mengaku kena dampak kebijakan penghentian penerbangan dari dan ke China


Kamis, 06 Februari 2020 / 23:56 WIB
Citilink mengaku kena dampak kebijakan penghentian penerbangan dari dan ke China
ILUSTRASI. Pesawat Airbus A320 maskapai Citilink di Bandar Udara Banyuwangi, Jawa Timur.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Citilink Indonesia mengaku terkena dampak dari kebijakan penghentian sementara layanan penerbangan dari dan ke China. Merespon atas penyebaran wabah virus corona.

"Oleh karena itu, Citilink akan melakukan contingency plan yaitu dengan penyesuaian kapasitas (capacity adjustment) penerbangan di rute-rute yang diterbangi," ujar Dirut Citilink Juliandra kepada kontan.co.id pada Kamis (06/2).

Saat ini, Citilink terus melakukan rekonsiliasi terhadap perhitungan biaya jumlah kerugian. Namun lanjut Juliandra, Citilink berkomitmen penuh untuk menidaklanjuti kebijakan pemerintah. "Dalam hal ini mendukung upaya pemerintah dalam menghentikan penyebaran wabah virus corona," paparnya.

Baca Juga: Virus corona merebak, Singapura jadi negara yang orang hindari

Selama ini, Citilink memiliki satu penerbangan reguler rute Denpasar-Kunming, serta lima penerbangan charter rute Manado-Guiyang, Padang-Kunming, Denpasar-Wenzhou, Denpasar-Guiyang dan Solo-Kunming.

Julaindra menyebut, sebelum dihentikan rata-rata tingkat keterisian kursi (seat load factor-SLF) diperkirakan 65% - 80% dalam setiap penerbangan reguler. Dengan tarif tiket untuk penerbangan reguler ke China rata-rata Rp 2,2 Juta.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penundaan sementara layanan penerbangan dari dan menuju China yang mulai diberlakukan pada Rabu, (5/2) pukul 00.00 hingga waktu yang akan ditentukan lebih lanjut.

Tenggat waktu tersebut dilakukan untuk memberikan kesempatan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih berada di China untuk kembali ataupun warga negara China yang hendak kembali ke negaranya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×