Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kondisi cuaca saat ini nampaknya sedang tidak berpihak kepada para petani lada. Pasalnya, hujan yang deras membuat tanaman lada gagal berbuah. Akibatnya, produksi lada menurun dan harga semakin melambung.
Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, harga lada putih di Pangkal Pinang yang menjadi patokan harga lada putih nasional hingga akhir pekan lalu mencapai Rp 48.719 per kg. Padahal, pada awal Januari 2010 lalu, harga lada putih di Pangkal Pinang ada di kisaran Rp 41.044 per kg. Artinya, sepanjang tahun ini harga lada putih sudah melonjak 18,69%.
Direktur Budidaya Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian Rizki Moeis mengatakan, kenaikan harga lada putih ini didorong oleh meningkatnya permintaan disaat suplai menurun. Sementara itu, produksi lada putih tahun ini diperkirakan menurun akibat adanya perubahan cuaca. "Tahun ini produksi lada diperkirakan turun 20% karena curah hujan yang tinggi," ujarnya kepada KONTAN akhir pekan lalu.
Tahun lalu, produksi lada putih nasional mencapai 84.000 ton. Artinya, jika produksi tahun ini diperkirakan turun hingga 20%, maka tahun ini Indonesia hanya akan menghasilkan lada sekitar 67.200 ton. Padahal, semula Kementerian Pertanian mematok produksi lada putih tahun ini akan bisa tumbuh 4,22% menjadi sebesar 87.551 ton.
Rizki menambahkan, curah hujan yang tinggi saat musim pembungaan membuat tanaman lada gagal berbuah. Sebab," Tanaman lada gagal melakukan penyerbukan karena bunga-bunga sudah gugur saat diterjang hujan," ungkapnya.
Penurunan produksi lada ini rupanya tak hanya terjadi di Indonesia. Sebelumnya, Agricultural Market Intellegence Centre (AMIC) memprediksikan, tahun ini produksi lada dunia akan melorot sekitar 15% - 20%. Penurunan produksi ini disebabkan adanya efek El Nino yang masih akan dirasakan di Indonesia, dan adanya perubahan cuaca di Brazil. Asal tahu saja, selain Vietnam dan India yang terkenal sebagai penghasil lada putih, Indonesia dan Brazil juga tercatat sebagai produsen lada putih dunia.
Dalam Prediksinya, AMIC memperkirakan produksi lada Indonesia turun 30% - 35%, sedangkan produksi di Brazil akan melorot sekiar 30% - 40%. Sementara itu, produksi lada putih di Vietnam dan India diperkirakan akan turun sekitar 20% -25%.
Untuk di Indonesia selain cuaca buruk, Rizki bilang penurunan produksi lada putih ini juga disebabkan oleh semakin menyempitnya lahan perkebunan lada di Pangkal Pinang. Pada tahun 1990-an, ketika harga lada putih melonjak, luas perkebunan lada di daerah Pangkal Pinang mencapai sekitar 90.000 hektare. Kemudian, pada tahun 2002-2003, lahan perkebunan itu menyusut menjadi 60.000 hektare dengan produksi 60.000 ton lada putih. Lima tahun kemudian, luas perkebunan lagi-lagi menyusut menjadi tinggal 33.000 hektare dengan luas perkebunan yang menghasilkan 15.000 hektare. Adapun jumlah produksi lada putih pada tahun 2008 hanya mencapai 15.000 ton.
Akibat penurunan produksi ini, Rizki mengatakan harga lada masih berpotensi terus melonjak. "Harga masih akan cenderung naik karena produksi berkurang sementara permintaan naik,"ungkapnya. Hanya saja, Rizki belum bisa memprediksi seberapa besar kenaikan harga lada putih ini.
Tapi, Rizki berharap, tahun depan penurunan produksi ini bisa diantisipasi dengan adanya program perawatan tanaman lada. Petani juga diajarkan bagaimana cara mencegah timbulnya hama penyakit yang juga menurunkan kualitas produksi lada putih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News