kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.239.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

DAI Bakal Menata Pengembangan Nilam di Indonesia


Selasa, 23 Februari 2010 / 11:00 WIB


Reporter: Femi Adi Soempeno |

JAKARTA. Pengembangan minyak nilam di Indonesia terdapat di lebih dari 29.000 hektar. Sebanyak 16.544 hektar dikembangkan di wilayah Sumatera dan 12.112 hektar dikembangkan di Jawa; sementara sisanya wilayah lain di Indonesia.

Diatas kertas, nilam yang dibiakkan di lahan tersebut akan bisa memenuhi permintaan dunia yang mencapai lebih dari 1.400 ton per tahun.

Ketua Umum Dewan Atsiri Indonesia (DAI) Wien Permadhi Gunawan mencatat, tahun 2007 lalu kombinasi cuaca tidak mendukung pengembangan nilam di Indonesia. "Menengok harga 2006, harga nilai tidak atraktif dibandingkan komiditas tani lainnya," katanya, Selasa (23/2). Selain itu, penyakit yang menyerang pembiakan nilam juga ikut merontokkan produksi.

Dua tahun belakangan, produksi nilam di Jawa meningkat tajam. Sebaliknya, perawatan yang tidak berkesinambungan terjadi di lahan pengembangan nilam di Sumatera.

"Di Sumatera, mayoritas nilam ditanam dengan pola ladang yang berpindah. Artinya, ditanam saat pembukaan hutan dan sesudahnya tidak ada pemupukan," terang Wien. Apalagi, hama --sejenis virus-- Budok sangat mudah menular dan tidak ada obatnya.

Itu sebabnya, DAI berencana menata industri minyak nilam di Indonesia secara bertahap dalam tiga periode; yaitu periode 2009, 2014 dan 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×