kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dampak kurs belum berimbas ke perkantoran


Jumat, 30 Agustus 2013 / 09:30 WIB
Dampak kurs belum berimbas ke perkantoran
ILUSTRASI. Suasana Pelabuhan Merak di Cilegon, Banten. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Pasar perkantoran Jakarta rupanya belum terimbas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), khususnya bagi perkantoran yang memasang tarif dollar AS. Soalnya, sebagian besar pemilik gedung perkantoran menerapkan sistem pembayaran fixed rate kepada penyewanya.

Dengan sistem ini, tarif sewa yang harus dibayar penyewa tidak bergantung pada fluktuasi nilai tukar, melainkan sama dengan nilai tukar saat transaksi. "Kebanyakan perkantoran sewa yang ada di Jakarta saat ini masih menggunakan kurs dua atau tiga tahun lalu, yaitu sebesar Rp 9.000-an per dollar AS," kata Manager Research Coldwell Banker, Meyriana Kesuma ke KONTAN, Kamis (28/8).

Meyriana bilang, porsi perkantoran bertarif dollar AS di Jakarta saat ini hanya 35%-40% dari total pasokan. Tipe perkantoran ini didominasi perkantoran premium di central business district (CBD). "Sebagian besar merupakan perkantoran sewa, sedangkan perkantoran strata title lebih banyak menggunakan rupiah," jelasnya.

Meyriana optimistis permintaan terhadap perkantoran masih tinggi kendati rupiah melemah. Kalaupun ada penurunan permintaan, penyebabnya lebih banyak datang dari kondisi ekonomi makro yang memaksa perusahaan menunda ekspansi ketimbang tarif sewa kantor yang mahal.

Makanya, pengembang percaya diri membangun perkantoran bertarif dollar AS. Seperti Lippo Group yang baru meluncurkan perkantoran Lippo Thamrin di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Perkantoran ini dijual seharga US$ 5.000 per meter persegi (m²).

Chief Marketing Officer (CFO) Lippo Thamrin, Joe Christian, memproyeksikan kenaikan harga sebesar 10%-15% per tahun. "Kalau pasar bagus, kenaikannya bisa lebih tinggi lagi," imbuhnya.

PT Alam Sutera Realty Tbk juga baru membuka pemasaran perkantoran The Tower di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Perkantoran itu menempati lahan seluas 10.054 m² dengan harga jual US$ 4.000 per m².

Kedua pengembang ini optimistis terhadap proyeknya lantaran ada peminat dari perusahaan multinasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×