Reporter: Nurmayanti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Departemen Perindustrian (Depperin) menargetkan produksi pupuk urea sebesar tujuh juta ton tahun 2009. Sebagian besar, sekitar 5,5 juta ton di antaranya, merupakan pupuk bersubsidi. Jumlah ini meningkat dari produksi tahun sebelumnya sebesar 5,9 juta ton. Salah satu alasannya adalah keyakinan pemerintah akan pertambahan produksi seiring dengan beroperasinya kembali PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang secara total bakal menyumbangkan produksi 566.000 ton.
Tahun 2008 lalu, dari kapasitas produksi urea yang mencapai 7,87 juta ton per tahun, utilisasinya hanya sebesar 75,06% atau sekitar 5,9 juta ton. Saat ini, industri pupuk sangat tergantung kepada pasokan gas dalam negeri. Dengan keterbatasan pasokan bahan bakar berupa gas, tahun lalu, beberapa pabrik pupuk seperti PT PIM, PT Pupuk Kujang, dan PT Pupuk Kaltim tidak dapat beroperasi secara optimal.
Namun situasi ini tidak akan terjadi tahun ini. Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Depperin, Benny Wachjudi menegaskan keyakinannya. "Dengan PIM mulai beroperasi, produksi pupuk urea secara keseluruhan juga akan bertambah sesuai yang kami targetkan sebanyak 7 juta ton," katanya, Senin (10/2).
Meski sempat berhenti beroperasi sejak Oktober 2008, terhitung awal Januari 2009, secara resmi PIM sudah mulai beroperasi kembali. PIM akan memasarkan produksinya ke daerah sekitar Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera. Dari total produksi 566.000 ton, PIM akan memasok pupuk urea bersubsidi sebesar 84.000 ton.
Direktur Utama PT PIM, Mashudianto, mengaku pabriknya akan maksimal beroperasi untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional. "Tahun ini, kami akan fokus ke pasar domestik seiring kebutuhan pupuk nasional yang terus meningkat," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News