Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Produksi kelapa sawit PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN) bakal makin membengkak di tahun ini. Perusahaan mengumumkan telah mencapai kesepakatan bersyarat dengan perusahaan kelapa sawit asal Inggris, R.E.A Holdings Plc.
Berdasarkan rilis yang diterima KONTAN, Selasa (17/5), DSN melalui anak usahanya PT Swakarsa Sinarsentosa (SWA) bermaksud mengakuisisi anak usaha operasional utama REA di Indonesia, yakni PT REA Kaltim Plantations.
Isi kesepakatan antara lain, pertama, SWA bermaksud untuk mengakuisisi 650 saham beredar kelas B dan meningkatkan porsi kepemilikan dengan jumlah 1.530 saham baru kelas B, sehingga menjadikan total kepemilikan saham SWA pada REA Kaltim 2.180 saham beredar yang mewakili 15% dari tambahan modal saham yang diterbitkan pada REA Kaltim.
Kedua, SWA bermaksud untuk menyediakan pinjaman kepada REA Kaltim dan anak-anak usahanya sejumlah setara dengan 15/85 dari keseluruhan jumlah pokok pinjaman yang dipinjam oleh REA Kaltim dan anak-anak usahanya dari REA dan anak usaha yang seluruhnya dimiliki oleh REA Kaltim yakni R.E.A Services Limited.
Selain itu, DSN juga setuju bahwa sebelum 10 Juni 2016 akan memberikan pinjaman untuk REA Kaltim senilai US$ 10 juta.
DSN juga punya kemungkinan untuk meningkatkan kepemilikannya pada REA Kaltim sampai dengan maksimal 49% secara bertahap selama jangka waktu lima tahun.
Sebagai informasi, sampai dengan akhir 2015, REA Kaltim dan anak usahanya memiliki lahan tertanam seluas 37.097 hektare (ha) di Kalimantan Timur. Adapun total Hak Guna Usaha (HGU) seluas 70.584 ha.
Namun manajemen DSN belum bersedia memberi tahu nilai akuisisi. "Nilai maupun potensi produksi dari akuisisi tergantung pada proses due diligence," ujar Sekretaris Perusahaan DSN Paulina Suryanti kepada KONTAN. Due diligence sendiri ditargetkan rampung paling lambat 31 Oktober 2016.
Per akhir kuartal I-2016, DSN tercatat memiliki lahan tertanam seluas 90.288 ha, yang terdiri dari kebun inti 69.368 ha dan kebun plasma 20.920 ha. Rata-rata usia tanaman adalah 7,6 tahun.
DSN tidak mematok target yang agresif tahun ini karena dampak El Nino. Perusahaan hanya berharap produksi crude palm oil (CPO) tumbuh 5%-10% dari realisasi produksi sebanyak 407.000 ton tahun lalu.
Kinerja DSN sampai dengan kuartal I-2016 tidak terlalu menggembirakan. Produksi tandan buah segar (TBS) menyusut 15,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 253.592 ton. Akibatnya, produksi CPO pun menurun 7,6% menjadi 72.287 ton.
Bukan hanya itu, harga jual rata-rata CPO DSN pun anjlok menjadi Rp 6,49 juta per ton, dari Rp 7,78 juta per ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News