Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan beauty-tech, Social Bella, mengumumkan pendanaan terbarunya yang dipimpin oleh Temasek dan L Catterton, dua investor yang juga ikut serta dalam pendanaan sebelumnya.
East Ventures, Jungle Ventures, dan sejumlah investor terdahulu perusahaan juga ikut berkontribusi terhadap investasi yang berjumlah lebih dari US$ 60 juta atau setara lebih dari Rp 920 miliar.
"Pendanaan yang sukses diraih Social Bella di tengah keadaan ekonomi makro yang menantang saat ini membuktikan kekuatan model bisnis perusahaan yang fokus pada sustainable growth, dengan pertumbuhan meningkat 20 kali lipat sejak 2020 dan juga margin yang semakin meningkat," ungkap Co-founder & Presiden Social Bella Christopher Madiam, dalam keterangan resminya, Selasa (18/10).
Baca Juga: Capai 3,7 Ton Pengumpulan Sampah Kecantikan Dalam 5 Bulan oleh Pelangan Sociolla
Social Bella disebut Christoper semakin memantapkan diri sebagai pelopor dan pemimpin di industri kecantikan di Indonesia, dengan kekuatan utama pada trafik jutaan pengunjung bulanan, kekuatan ekosistem kecantikan terintegrasi, fokusnya pada konsumen, serta kemampuan teknologi yang terdepan.
Di dalam upayanya membangun ekosistem produk kecantikan dan perawatan pribadi, Social Bella kini telah membuka 48 toko fisik dengan pendekatan omnichannel di lebih dari 15 kota di Indonesia, dan juga telah memperluas ambisinya ke Vietnam, dengan membuka 13 toko di kota Ho Chi Minh, Hanoi, Danang, dan Binh Duong.
Selain itu, perusahaan juga telah meluncurkan Lilla pada 2020, unit bisnis di pasar ibu dan anak. Saat ini, Lilla telah melengkapi layanan ekosistemnya dengan menghadirkan toko fisik pertamanya.
"Bisnis berkelanjutan telah menjadi prinsip inti kami sejak pertama kali Social Bella didirikan. Inilah mengapa kami mampu menghasilkan pertumbuhan yang luar biasa meskipun di tengah pandemi. Kami pun mampu mendapatkan dukungan besar dari investor terkemuka, memvalidasi model bisnis kami, dan membangun fundamental bisnis yang kuat," sebut dia.
Baca Juga: Survei: Keaslian dan Jaminan Keamanan Produk Jadi Daya Tarik Utama Bagi 77% Konsumen
Sementara itu, Willson Cuaca, Co-founder & Managing Partner East Ventures, salah satu investor pertama sejak Social Bella berdiri turut mengapresiasi tinggi Social Bella atas rekam jejaknya dalam bisnis berkelanjutan.
"Selama pandemi, kami benar-benar terkesan menyaksikan perusahaan dapat mengubah tantangan menjadi peluang ekspansi sambil beradaptasi dengan cepat menjawab perubahan kebutuhan jutaan pelanggan di tengah dinamika pandemi, dengan strategi luar biasa yang belum pernah kita lihat sebelumnya di industri ini," pungkas dia.
Christoper menambahkan bahwa Social Bella membidik pasar SHEconomy senilai Rp 920 triliun atau US$ 60 miliar di Asia Tenggara, yang dimulai dengan pasar kecantikan lebih dari Rp 153 triliun atau US$ 10 miliar di kawasan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News