Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah berbulan-bulan Indonesia memasuki era adaptasi kebiasaan baru atau dikenal new normal di tengah pandemi Covid-19. Namun, penerapan protokol kesehatan di masa new normal dianggap belum optimal.
Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga menilai, sebenarnya aturan protokol kesehatan di Indonesia sudah jelas dan mumpuni di atas kertas.
Tapi, kenyataannya tidak demikian lantaran masih banyak masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak).
Belum lagi, pihak pemerintah juga tidak tegas dalam mengawasi penerapan protokol kesehatan di era new normal. Penerapan sanksi kepada pelanggar protokol kesehatan juga belum maksimal dan terkesan tebang pilih.
Padahal, ketegasan pemerintah dibutuhkan supaya seluruh masyarakat disiplin menjalani hidup di tengah pandemi.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) targetkan dua kontrak baru jasa penambangan batubara tahun ini
“Pemerintah tampak masih setengah-setengah dalam mengawasi penerapan protokol kesehatan,” ujar dia, Selasa (12/1).
Adrian juga menyebut, kondisi Indonesia saat ini sudah di tahap kritis. Hal ini ditandai oleh jumlah kasus positif yang terus meningkat dan angka positive rate yang tinggi. Rumah sakit dan layanan kesehatan lainnya pun terancam kolaps bila berkaca pada kondisi sekarang.
Maka dari itu, ia berpendapat bahwa seharusnya prioritas pemerintah sekarang adalah meminta masyarakat untuk tidak keluar rumah.
Aktivitas di luar rumah tentu menimbulkan risiko adanya kerumunan yang semestinya bisa dihindari. Jika kerumunan timbul, memakai masker atau mencuci tangan saja tidaklah cukup.
“Pemerintah juga harus bisa memberi contoh yang baik kepada masyarakat dalam menjalani hidup di era new normal ini,” tandas dia.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News