Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perusahaan pelayaran niaga PT Djakarta Lloyd mengincar laba sebesar Rp 65 miliar hingga akhir 2016.
Direktur Utama PT Djakarta Lloyd Arham S. Torik saat pemaparan mengatakan, pihaknya menargetkan laba yang jauh lebih tinggi saat ini karena perusahaan tersebut didukung oleh penyertaan modal negara (PNM) sebesar Rp 350 miliar.
"Yang jelas tahun ini jauh lebih tinggi dibanding laba tahun-tahun sebelumnya karena kita mendapat PNM dan ada potensi penambahan lain dari sejumlah kontrak," katanya, Senin (25/1).
Arham menyebutkan perusahannya berhasil membukukan laba setelah ekuitas negatif sebesar Rp 9 miliar pada 2014 dan naik dua kali lipat pada 2015 menjadi Rp 18 miliar.
Dia mengatakan nilai kontrak pada 2015 dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berpotensi menambah laba hingga Rp 7 miliar.
"Totalnya kira-kira Rp 26 miliar masuk tahun ini, yang belum diadendum tahun 2015 kemarin," katanya.
Arham mengatakan saat ini pihaknya masih memiliki kontrak dengan lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan total nilai Rp 1 triliun.
Dia menyebutkan kontrak tersebut, yakni dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk satu juta matriks ton, Pupuk Indonesia (450.000 matriks ton), Antam (400.000 matriks ton) dan Bukit Asam Panamax (70.000 matriks ton).
Dalam kesempatan sama, Manajer Senior Keuangan Keuangan dan Akutansi Djakarta Lloyd Chandra Siswarman menjelaskan dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), sebetulnya laba yang ditargetkan tahun ini Rp 23 miliar, namun didukung PMN dan perubahan dari revitalisasi aset menjadi pembelian aset, maka RKAP tersebut harus direvisi hingga Juni ini.
"Kemungkinan besar akan berubah dari posisi pendapatan, kita berharap proyeksinya sekitar Rp 65 miliar," katanya.
Chandra menambahkan untuk kelanjutan kontrak sendiri di 2016 dengan PLN, pihaknya menargetkan 1,3 juta matriks ton baru bara.
"Tapi, sampai dengan Februari sudah hampir 50%, berarti ada potensi bisa melebihi yang jelas di triwulan I sudah 50% yang sudah kita laksanakan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News