Reporter: Shobihatunnisa Akmalia | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) akui kewalahan menghadapi menguatnya dolar Amerika Serikat terhadap rupiah. Hal ini karena persediaan bahan baku banyak yang diimpor dari luar negeri.
National Sales Senior General Manager Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo mengatakan, pihaknya harus banyak melakukan efisiensi untuk menutupi selisih dari kenaikan dolar Amerika Serikat daripada menaikkan harga jual. Hal ini karena saat ini pasar Indonesia sedang mengalami penurunan karena inflasi dan kenaikan bahan pangan serta bahan bakar.
"Kenaikan dolar sangat berat buat kami karena bahan baku banyak import dan juga beberapa product Sharp finish good masih import. Kami harus banyak melakukan efisiensi untuk menutupi selisih dari kenaikan USD daripada menaikkan harga jual," ungkap Andry kepada Kontan.co.id, Minggu (8/10).
Baca Juga: Begini Komentar Sharp Indonesia Soal Kebijakan Bagi-bagi Rice Cooker oleh Pemerintah
Andry juga mengungkapkan jika menguatnya dolar Amerika Serikat berlangsung dalam jangka panjang, ke depannya akan merugikan perusahaan. Selain itu, juga akan berdampak pada penundaan investasi dan menaikkan harga.
"Kalau untuk jangka panjang akan merugikan perusahaan ke depannya. Dan jika ini berkepanjangan akan berdampak penundaan investasi dan terpaksa kita harus menaikkan harga untuk mengurangi kerugian," tutur Andry.
Baca Juga: Ini Efek Penguatan Dolar AS Terhadap Industri Pendingin Refrigerasi
Akan tetapi, PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) akan mencoba untuk meningkatkan ekspor produk ke berbagai mancanegara untuk menaikkan keuntungan atas menguatnya dolar Amerika Serikat ini.
"Export product ke mancanegara akan lebih menguntungkan dan kita akan mencoba meningkatkannya," ucap Andry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News