Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kisruh dugaan penggunaan bahan baku kadaluarsa yang tengah membelit Pizza Hut, dan Marugame Udon belum menyebabkan lonjakan bisnis Domino Pizza dan Pizza Marzano milik PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Seperti kita tahu, di pasaran saat ini kedua merek panganan khas Italia ini kerap bersaing memperebutkan pasar.
Menurut Fetty Kwartati, Sekretaris Perusahaan PT Mitra Adiperkasa Tbk, pihaknya masih belum bisa memastikan di lapangan apakah terjadi kenaikan penjualan piza di Domino's pekan ini. "Karena kasus itu baru bergulir dua hari," katanya kepada KONTAN, Selasa (6/9).
Melihat kasus ini tengah marak, Fetty buru-buru mengklaim bahwa bahan baku yang dipergunakan dalam membuat piza di Domino's sudah mendapat pengawasan langsung dari bagian quality control Domino's sendiri.
Sementara untuk target bisnis dari restoran ini, Fetty mengaku tidak bisa menjelaskan. Begitu pula soal target dan kontribusi bisnis dari Domino's terhadap kinerja Mitra Adiperkasa. Soalnya, MAPI saat ini sudah bukan lagi sebagai pemilik mayoritas saham di PT Dom Pizza Indonesia, pengelola jaringan restoran Domino's di Indonesia.
Berdasarkan laporan keuangan MAPI teranyar, perusahaan ini masih menggenggam kepemilikan 49% atas PT Dom Pizza Indonesia (lihat tabel). Target bisa tercapai Yang jelas, bisnis PT Dom Pizza Indonesia ini bagi Mitra Adiperkasa masuk dalam ranah bidang industri jasa makanan dan minuman alias food and beverages (F&B).
Menurut Fetty, bisnis F&B terbilang lumayan dalam menyumbang kontribusi pendapatan terhadap kinerja MAPI. Adapun porsi bisnis restoran dan kafe terhadap total pendapatan MAPI pada semester I-2016 mencapai 12% lebih kecil ketimbang periode yang sama 2015 yakni 12,9%.
Adapun rerata pertumbuhan bisnis F&B di Mitra Adiperkasa 15%-20% per tahun. Ini merupakan pertumbuhan bisnis terbesar dari seluruh lini bisnis perusahaan ritel ini. Makanya, MAPI tengah berupaya menambah gerai penjualan F&B sampai akhir tahun ini. Perusahaan ini berencana menambah 55 gerai F&B sampai akhir tahun ini.
Dari target tersebut, setengahnya sudah terealisasi. Tahun ini, MAPI sudah mengalokasikan belanja modal Rp 600 miliar. Sebagian untuk ekspansi pembukaan gerai anyar. Nah, hingga semester I-2016, dana ini sudah terpakai Rp 350 miliar.
Sampai saat ini MAPI sudah memiliki sekitar 307 merek gerai F&B. "Usaha ini masih tetap kuat meski kondisi ekonomi makro masih belum stabil," timpalnya. Meski begitu, kontribusi F&B bagi pendapatan MAPI masih belum terlalu besar
Fetty menyebut sektor ini baru berkontribusi sekitar 12% dari total pendapatan. Makanya, dengan menambah gerai lini bisnis ini, diharapkan kontribusi pendapatan bisa bertambah. Sayang ia tidak memerincinya.
Yang jelas, aksi bisnis di bidang kafe dan restoran adalah salah satu bagian dari upaya MAPI untuk bisa mengejar target pertumbuhan bisnis hingga 11% sampai akhir tahun ini. Maklum, di semester pertama tahun ini, pertumbuhan bisnis perusahaan ini baru mencapai 9% saja.
Secara total, Mitra Adiperkasa menargetkan bisa menambah sekitar 200 gerai penjualan (termasuk bisnis F&B) sampai akhir tahun ini. Ini setara dengan luas area toko sekitar 50.000 meter persegi (m²). Peritel ini optimistis target bisa tercapai lantaran permintaan mulai membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News