Reporter: Nurmayanti |
JAKARTA. Rencana ekspansi pembangunan pabrik aromatik PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) mengundang minat investor lokal dan asing. Adalah Samsung Petrochemical dan PT Pertamina yang berminat kerjasama dengan TPPI untuk turut dalam rencana ekspansi pabrik aromatik di Tuban, Jawa Timur.
Rencananya, pembangunan pabrik bakal berlangsung pada 2010 dengan nilai investasi senilai US$ 500 juta. Jadilah kedua perusahaan itu harus bersaing untuk memperoleh kerjasama PT TPPI itu.
Samsung Petrochemical yang merupakan anak perusahaan Samsung Group ini diketahui tertarik masuk lantaran selama ini mereka masih memasok kebutuhan bahan baku berupa paraxylene dari impor sebanyak 1,8 juta ton per tahun untuk memproduksi purifiedtherepthalic acid (PTA). Selain itu, beberapa produk turunan PTA berupa PET juga digunakan sebagai bahan baku kemasan plastik. Ini sejalam dengan pabrik Tuban yang nantinya akan menghasilkan sejumlah bahan baku berupa xylene yang notabene bahan baku paraxylene, n-paraffine, toulene dan benzene.
“Mereka berminat, tapi untuk sementara masih secara off take atau kepastian pembelian pasokan bahan baku. Detail kerja samanya akan diperinci lebih dalam. Sampai saat ini masih belum ada kesepakatan,” kata Amir Sambodo, Direktur Utama Tuban Petrochemical Industries, selaku Induk perusahaan PT TPPI, kemarin.
Nantinya, pembangunan di Tuban berupa penambahan fasilitas produksi yakni platformer yang berfungsi sebagai pengolah minyak bumi alias refinery. Hingga kini, perusahaan terus menyelesaikan desain dasar pabrik sebelum memasuki tahap pembangunan di 2010. Dengan ekspansi ini maka ada tambahan kapasitas 250.000 ton untuk kapasitas terpasang yang
ada di pabrik TPPI saat ini 550.000 ton.
Dengan masuknya dua perusahaan besar itu perusahaan akan menjajaki kerjasama secara lebih selektif. PT Pertamina juga diketahui tertarik bekerjasama dengan TPPI. Yang pasti, TPPI menginginkan mitra yang akan diajak bekerja sama dan setuju jika TPPI memegang kendali saham mayoritas sebesar 50%. “Jika Pertamina menawarkan lebih dari sekadar off take, pilihan mitra yang paling realistis mungkin dengan mereka,” jelasnya.
Upaya mempermulus rencananya ini, TPPI meminta pemerintah memastikan pasokan kondesat nafta. Sebab, sudah pasti dengan pabrik baru maka kebutuhan bahan baku berupa nafta ikut naik sekitar 200.000 barel per hari. Selama ini, TPPI memperoleh pasokan kondesat nafta dari BP Migas sekitar 300.000 barel per hari.
Direktur Industri Kimia Hulu Departemen Perindustrian Alexander mengakui, pihaknya telah melayangkan surat resmi kepada Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Depkeu No. 303/BPPI/.2/10/2008. Surat itu berisi permintaan pengendalian ekspor produk nafta dan kondensat yakni dengan mengenakan bea keluar. Dengan demikian, industri di dalam negeri lebih mendapatkan kepastian pasokan kondensat nafta. ”Namun, sampai saat ini belum ada respons, padahal di sektor hulu sudah
bergerak untuk menambah investasi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News