Reporter: Petrus Dabu | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Maraknya aksi pencurian minyak mentah milik PT Pertamina EP di Jambi dan Sumatera Selatan menyebabkan anak perusahaan Pertamina itu tidak bisa mencapai target produksi minyak siap jual (lifting). Itu sebabnya, kepolisian diminta untuk segera memberikan tindakan hukum tidak saja bagi pelaku pencurian, tetapi juga harus mengusut penadah minyak mentah hasil curian tersebut.
"Aksi pencurian ini jelas akan mempengaruhi target lifting kami, karena minyak mentah yang curi itu berasal dari pipa, artinya minyaknya sudah siap jual," ujar Manager Humas Pertamina EP Agus Amperianto saat dihubungi KONTAN, Senin (2/7).
Agus mengungkapkan, tahun ini, Pertamina EP menargetkan rata-rata produksi minyak siap jual (lifting) mencapai 134.000 barel oil per day (BOPD). "Sebelum aksi pencurian ini marak, lifting kami sudah mencapai 132.000-133.000 BOPD," jelas Agus.
Namun, gara-gara maraknya aksi pencurian, terutama pada bulan Mei dan Juni, saat ini lifting Pertamina EP melorot ke 129.000 BOPD. Catatan saja, pada Mei lalu, total minyak yang hilang akibat pencurian mencapai 39.000 barel dan Juni lalu mencapai 59.000 barel.
Menurut Agus, aksi pencurian minyak mentah ini juga berdampak psikologis bagi para pekerja minyak di ladang minyak Pertamina di Tempino Area, Jambi. "Para pekerja jadi kurang semangat sehingga bisa mempengaruhi kinerja mereka," ujarnya.
Minyak mentah yang diproduksi Pertamina EP dari Tempino dialirkan melalui pipa ke kilang Plaju di Sumatera Selatan. Aksi pencurian terjadi di beberapa ruas jalur pipa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News