kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Duh, Petronas mengelola lapangan kosong


Kamis, 10 Agustus 2017 / 06:20 WIB
Duh, Petronas mengelola lapangan kosong


Reporter: Febrina Ratna Iskana, Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Itulah yang terjadi pada Petronas Carigali Muriah Ltd, operator Lapangan Kepodang, Blok Muriah. Lokasinya persisnya terletak lepas pantai Jawa Timur atau 180 km Timur Laut Semarang. Nah, saat ini kondisi Lapangan Kepodang dalam kondisi kahar (government force majeure).

Produksi gas Lapangan Kepodang akan habis pada tahun 2018 atau lebih cepat dibandingkan proyeksi. Padahal gas dari Lapangan Kepodang baru diproduksi akhir Agustus 2015 lalu sebesar 116 juta kaki kubik per hari.

Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani menyebutkan, banyak faktor yang menyebabkan Lapangan Kepodang dalam kondisi kahar. "Bukan salah prediksi atau estimasi saja," ujar Fatar, Rabu (9/8).

Salah satu penyebab terjadinya kahar adalah volume gas dalam plan of Development (PoD) yang disusun operator lama, yaitu BP tidak sesuai produksi yang didapat Petronas Carigali. Di sisi lain, Petronas kala itu tidak bisa melakukan kajian ulang untuk PoD, karena mengejar target produksi atau onstream Lapangan Kepodang. "Petronas hanya meneruskan PoD yang sudah disetujui, jadwal proyeknya tidak bisa terlambat," kata dia.

Selain itu, ada faktor interpretasi seismik yang kurang jelas di Lapangan Kepodang. Namun tidak dilakukan kajian ulang karena membutuhkan waktu yang lama.

Lapangan Kepodang ini menjadi pemasok gas untuk Pembangkit Listrik Tambak Lorok milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyuplai listrik di wilayah Jawa Tengah. PLN dan Petronas meneken perjanjian jual beli gas hingga tahun 2026 mendatang untuk PLTGU Tambak Lorok.

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, PLN sedang mencari sumber gas baru agar pembangkit Tambak Lorok dengan kapasitas 880 MW tidak terganggu lantaran gas Kepodang akan habis. "Calon sumber gas lain ada. seperti Lapangan Gundih," kata dia.

Lapangan Kepodang memasok gas ke PLTGU Tambak Lorok sebesar 116 mmscfd. Sementara pasokan gas dari Blok Gundih yang dioperatori PT Pertamina EP Asset 4 ini sebanyak 54 mmscfd.

Country Chairman Petronas Indonesia Mohamad Zaini Md Noor saat dikonfirmasi terkait masalah tersebut meminta KONTAN untuk menghubungi Corporate Affairs Petronas Raesita Salim. Selanjutnya Raesita cuma mengatakan, Petronas akan berupaya mencari solusi dan alternatif terbaik perihal lapangan Kepodang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×