Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Distributor daging sapi mengkhawatirkan adanya kelangkaan daging sapi di pasaran, akibat stok daging yang kian menipis di tangan mereka. Hal ini disampaikan oleh Suharjito, Ketua Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) di Jakrta, Rabu (4/4).
Suharjito bilang, pasokan daging beku saat ini sulit mereka dapatkan, terutama sepekan terakhir. Karena pasokan terbatas, distribusi daging untuk supermarket dan industri juga terbatas.
Suharjito bilang, jika biasanya ia mendistribusikan daging sebanyak 225 ton per hari, hingga kini jumlah daging yang didistribusikan mengalami penurunan. Bahkan, 40% dari 275 anggota ADDI telah kehabisan pasokan dan berhenti beroperasi.
"Kalau pemerintah tidak membuka keran daging sapi impor, stok daging kami pada pekan depan sudah kosong sama sekali," pinta Suharjito di Jakarta, Rabu (4/4).
Kelangkaan daging terhadap harga itu diakui oleh Satria Hamid, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). Ia bilang, dampak dari kelangkaan pasokan daging itu membuat harga daging naik.
Saat ini, harga daging ditingkat eceran di supermarket naik ke Rp 79.500 per kilogram, (kg) atau naik dari harga tahun lalu sebesar Rp 65.000 per kg. "Harga ini tidak wajar, biasanya hanya Rp 65.000 per kg di supermarket," kata Satria.
Satria juga mengakui suplai daging yang diterima pengusaha ritel terus menyusut. Jika setiap bulannya, Aprindo butuh daging sebanyak 1.100 ton per bulan, namun sejak Maret, pasokannya berkurang sekitar 20%.
Sementara, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga daging sapi secara rata-rata nasional per 3 April 2012 mencapai Rp 73.473 per kg atau naik 0,4% dari harga rata-rata Maret lalu mencapai Rp 73.155 per kg.
Kenaikan harga daging sapi tercatat 0,8% jika dibandingkan dengan harga rata-rata bulan Februari yang mencapai Rp 72.880 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News