Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis lahan industri sepertinya memiliki daya tarik tersendiri. Tak heran, sejumlah pengembang properti terjun ke bisnis ini. Tak terkecuali PT Duta Anggada Realty Tbk.
Bagian dari Grup Sinar Mas itu sejak tahun lalu sedang merajut mimpi memiliki kawasan industri. Untuk itu, Duta Anggada sedang gencar berburu lahan. "Tahap pertama, kami akan mengakuisisi lahan seluas 500 hektare (ha) di Banten," ujar Corporate Secretary PT Duta Anggada RealtyAka Permata kepada KONTAN, (24/3).
Duta Anggada menargetkan 500 ha lahan itu terkumpul hingga tahun 2016. Hingga akhir tahun lalu, perusahaan itu sudah mengakuisisi 107 ha lahan.
Namun, incaran luas lahan perusahaan tersebut tak berhenti hingga 500 ha. Perusahaan berkode DART di Bursa Efek Indonesia itu berhasrat memiliki 1.000 ha kawasan industri di Banten.
Bukan tanpa alasan perusahaan itu memilih Banten. Manajemen Duta Anggada menilai letak Banten cukup strategis karena cukup dekat dengan Jakarta.
Kelebihan lain, letak geografis Banten tidak terlalu jauh dengan laut. Hal itu menjadi nilai tambah tersendiri bagi kawasan industri karena akan mendukung proses bongkar muat barang di kawasan industri itu kelak.
Sayangnya, manajemen Duta Anggada masih enggan memerinci detil dana belanja modal untuk merealisasikan kawasan industri tersebut. Perusahaan itu hanya memastikan jika alokasi dana belanja modal tahun ini akan lebih besar dari tahun lalu. Alasannya, biaya akuisisi lahan industri bakal diambil dari alokasi belanja modal itu.
Sebelumnya, Duta Anggada pernah menyatakan niat melanjutkan penawaran umum berkelanjutan senilai Rp 500 miliar akhir tahun lalu. Rencananya, sebagian dana itu akan digunakan untuk membiayai akuisisi lahan.
Namun, belakangan perusahaan itu memiliki opsi lain. Manajemen Duta Anggada mengkaji alternatif sumber dana lain yakni mengoptimalkan penggunaan pinjaman perbankan atau mencari mitra bisnis.
Selain Banten, sejatinya Duta Anggada memiliki incaran wilayah lain yakni Tanjung Api-api, Sumatra Selatan. Namun, manajemen perusahaan itu menyatakan sejauh ini Tanjung Api-api belum menjadi skala prioritasnya. "Karena lahan di Tanjung Api-Api belum under Duta Anggada," terang Aka.
Sejauh ini, Duta Anggada belum merilis laporan keuangan 2014. Jika menilik laporan keuangan per 30 September 2014, perusahaan itu mencetak pendapatan Rp 992,27 miliar. Sumber pendapatan terbesar adalah penjualan unit strata sebesar Rp 678,72 miliar. Sementara laba tahun berjalan Rp 313,18 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News