Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Kabar baik bagi eksportir biodiesel di Indonesia. Ekspor biodiesel ke Uni Eropa terbebas dari tuduhan subsidi. Bayu Khrisnamurti, Wakil Menteri Perdagangan mengatakan, sampai saat ini, Uni Eropa belum menemukan bukti bahwa Pemerintah Indonesia memberi subsidi kepada para eksportir biodiesel sehingga harga jual biodiesel Indonesia lebih murah dibandingkan dari Eropa.
Kendati demikian, keputusan ini masih sementara. Pihak Uni Eropa masih terus mengadakan penyelidikan. "Tahap kedua Uni Eropa mengumpulkan tambahan informasi, keputusan finalnya sekitar bulan November atau Desember ini," kata Bayu.
Pemerintah, kata Bayu akan bersikap terbuka untuk memberikan informasi kepada Pemerintah Uni Eropa. Tambahan data yang dibutuhkan oleh Uni Eropa akan diserahkan paling lambat pada September mendatang.
Bayu menerangkan, Pemerintah Indonesia memang memberikan subsidi kepada konsumen biofuel, namun bukan untuk pelaku industri. Sumber dari subsidi kepada konsumen tersebut dari anggaran subsidi energi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Langkah tersebut agar secara bertahap sektor transportasi beralih ke energi non-fosil. "Subsidi diberikan kepada konsumen, sedangkan untuk ekspor tidak ada," imbuh Bayu.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemdag), total nilai ekspor biodiesel Indonesia tahun 2012 mencapai US$ 1,4 miliar. Dari jumlah tersebut, nilai ekspor ke Uni Eropa mencapai US$ 1,06 miliar. Bila tuduhan subsidi tersebut tak terbukti, ekspor biodiesel dipastikan akan meningkat. "Bisa meningkat mungkin 10%," ujar Bayu memprediksi.
Paulus Tjakrawan, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) mengatakan harga jual biodiesel berbahan baku minyak sawit asal Indonesia lebih murah karena produktivitas minyak sawit tinggi. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News