Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia sepanjang semester satu mengalami penurunan karena berkurangnya permintaan dari India. Meski kondisi ini cukup memukul ekspor industri kelapa sawit, namun kondisi itu tidak lantas membuat ekspor CPO tiarap. Bahkan pasar ekspor CPO Indonesia kian meluas.
Fadli Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan, selama ini kontribusi ekspor India mencapai 40% dari total ekspor CPO Indonesia. Namun selama satu semester ini, volume penjualan ekspor CPO ke India turun 37% menjadi 2,12 juta ton.
Di sisi lain kenaikan permintaan cukup signifikan terjadi ke negara berpenduduk muslim seperti Bangladesh dan Pakistan. Sebab, terjadi peningkatan konsumsi selama Ramadan dan hari raya khususnya dari Bangladesh.
Hal ini terlihat dari kenaikan volume ekspor ke Bangladesh yang mencapai 55% dibandingkan bulan Mei sebesar 116.000 ton menjadi 180.000 ton. Pakistan juga mengalami kenaikan hingga 10% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 160.000 ton dari 145.000 ton pada bulan Mei.
"Permintaan dari negara non basis muslim Uni Eropa juga mengalami kenaikan ekspor sebesar 37% menjadi 381.000 ton," ujar Fadli semalam (21/7). Meski permintaan naik signifikan, Fadli mengatakan kontribusi terhadap pasar ekspor CPO Indonesia masih amat kecil. Alhasil. target ekspor CPO tahun ini diperkirakan lebih rendah berksiar 20 juta ton dibandingkan realisasi ekspor CPO tahun 2013 sebesar 21 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News