Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Ekspor bahan baku mentah rumput laut diperkirakan masih akan terus berlanjut. Hal ini terjadi karena lemahnya penyerapan rumput laut kering oleh industri pengolahan rumput laut di dalam negeri.
Maka itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memutuskan untuk tetap membuka keran ekspor rumput laut sampai industri di dalam negeri siap mengolahnya secara penuh.
"Kami harus realistis, penyerapan rumput laut dalam negeri masih rendah," kata Saut Parulian Hutagalung, Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pernyataan Saut itu sekaligus mengoreksi pernyataan Dirjen P2HP sebelumnya yang menyatakan Indonesia akan membatasi ekspor rumput laut kering. Dalam rencana sebelumnya, pembatasan ekspor rumput laut kering menurut rencana semula akan berlaku 2012 ini.
Salah satu pertimbangan pembatasan ekspor rumput laut adalah untuk meningkatkan kinerja industri pengolahan rumput laut di dalam negeri. Selama ini, ekspor rumput laut banyak yang dikirim ke luar negeri utamanya China dan Filipina.
Sekadar informasi, tahun ini KKP menargetkan ekspor rumput laut sebesar US$ 260 juta, naik 30% dibandingkan realisasi tahun lalu sebanyak US$ 200 juta.
Jana Anggadiredja, Ketua Masyarakat Rumput Laut Indonesia (MRLI) mendukung penundaan pembatasan ekspor rumput laut kering tersebut. Menurutnya, saat ini Indonesia belum sepenuhnya bisa menghentikan ekspor rumput laut ke luar negeri. "Karena penyerapan di dalam negeri masih terbatas," terang Jana.
Menurut Jana, selain China dan Filipina, ekspor rumput laut saat ini sudah merambah ke Vietnam dan Madagaskar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News