Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Ekspor semen asal Indonesia dalam 10 bulan pertama tahun ini tumbuh signifikan. Pendorongnya adalah pasokan semen di dalam negeri yang melimpah lantaran adanya penambahan kapasitas produksi para produsen semen nasional sejak beberapa tahun terakhir.
Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso mengungkapkan, tahun ini, penjualan semen ke pasar luar negeri semakin intensif. Pasalnya, "Kelebihan pasokan semakin besar, sehingga ekspor ikut naik," jelasnya, Kamis (21/11).
Berdasarkan data ASI, ekspor semen sepanjang Januari hingga Oktober 2013 mencapai 137.804 ton, naik 43,5% dari periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ekspor yang cukup signifikan itu juga terjadi jenis klinker. Ekspor klinker selama 10 bulan pertama tahun ini mencapai 396.934 ton atau tumbuh 295,29% ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ekspor semen terjadi pada beberapa produsen semen pelat merah. PT Semen Indonesia Tbk melalui PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa misalnya, selama Januari hingga Oktober 2013 mampu mencatatkan pertumbuhan ekspor cukup besar.
Selama Januari hingga Oktober 2013, Semen Padang mencatatkan mengekspor 60.170 ton semen, jauh lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 3.800 ton. Sedangkan Semen Tonasa selama Januari hingga Oktober 2013 mampu mengekspor 230.300 ton, naik 297,8% ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan volume ekspor semen nasional ini diperkirakan masih bakal berlanjut hingga tahun depan. Bahkan, Widodo memprediksi, lonjakan ekspor tahun depan bakal lebih tinggi ketimbang tahun ini.
Widodo bilang, peningkatan pasokan semen nasional masih akan terus berlangsung hingga tahun depan. Pasalnya, "Beberapa produsen semen masih dalam proses ekspansi," tuturnya.
Saat ini, beberapa produsen semen yang siap mengeoperasikan pabrik barunya secara komersial pada tahun 2014, antara lain PT Holcim Indonesia Tbk yang berlokasi di Tuban. Rencananya, pabrik berkapasitas 1,7 juta ton ini akan beroperasi penuh pada kuartal I-2014.
Bila sudah beroperasi penuh, Holcim akan melanjutkan ekspansi dengan membangun pabrik Tuban tahap II dengan kapasitas sama seperti pabrik tahap I. Alhasil, kapasitas produksi Holcim pada 2015 bakal mencapai 10 juta ton per tahun.
Selain didorong oleh kenaikan kapasitas produksi oleh beberapa produsen di dalam negeri, Widodo bilang, peningkatan ekspor juga disebabkan pertumbuhan konsumsi semen domestik yang lebih rendah dibanding peningkatan produksi.
Maklum saja, akibat pertumbuhan ekonomi yang melambat, banyak proyek properti yang pembangunannya tersendat. Menurun Widodo, daya beli masyarakat juga membuat permintaan semen di pasar ritel ikut turun. Sementara itu, proyek infrastruktur pemerintah baru mulai gencar direalisasikan menjelang akhir tahun. Kondisi ini membuat selisih (gap) antara pasokan dan permintaan domestik makin melebar.
Sepanjang Januari sampai Oktober 2013, konsumsi semen domestik mencapai 47,15 juta ton, tumbuh 5,71% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 44,6 juta ton. "Dengan angka konsumsi yang sudah tinggi, pertumbuhan jadi terlihat melambat," ungkap Widodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News