kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Ekspor Timah Akan Terus Melorot


Senin, 08 September 2008 / 18:30 WIB


Reporter: Nurmayanti | Editor: Test Test

JAKARTA. Para eksportir timah batangan dalam beberapa bulan ke depan harus siap kecewa. Pasalnya, mereka akan kesulitan mencari bahan baku karena produksi beberapa perusahaan tambang menurun signifikan. Gencarnya penertiban tambang dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memicu melorotnya hasil tambang itu.

Sekretaris Asosiasi Industri Timah Indonesia (AITI) Hutomo Dharma Sutomo mengatakan, saat ini penertiban tambang timah tidak mempunyai kepastian hukum yang jelas. Razia malah sering menimpa produsen timah yang legal ketimbang yang liar. Akibatnya mereka menjadi khawatir dan takut menambang. "Untuk itu pemerintah harus jelas membuat dasar hukum dari penertiban tambang-tambang itu. mereka harus bisa membedakan mana yang liar dan mana yang bukan," ujar Hutomo, Senin (8/9).

Selama ini, Bangka Belitung tercatat sebagai daerah penghasil timah terbesar di Indonesia. Hutomo menjelaskan, di daerah ini ada sekitar 36 perusahaan tambang yang beroperasi dan memasok timah ke dalam dan luar negeri. Sebanyak 8 di antaranya adalah berskala besar.

Direktur Ekspor Produk Pertambangan dan Industri Departemen Perdagangan, Hartojo Agus Tjahjono menjelaskan, pada bulan Agustus jumlah negara importir timah sudah berkurang. Jika pada Juli lalu masih ada delapan negara importir, selang sebulan angka itu menyusut hanya tinggal tiga negara. Ketiga negara itu adalah Singapura, Malaysia dan Taiwan.

Singapura mengimpor timah Indonesia sebanyak 7.567,30 ton senilai Rp153.642.593,75, Malaysia mengimpor 644,33 ton senilai Rp12.107.490,91, dan Taiwan sebanyak 19,87 ton senilai Rp 364.585,14.

Meski turun, Hartojo mengaku puas karena ekspor timah batangan Indonesia periode Januari sampai dengan Juli 2008 menembus US$1,985 miliar. Pencapaian tersebut telah menyamai nilai ekspor timah batangan Indonesia sepanjang 2007. "Pencapaian nilai ekspor di atas US$ 1 miliar tersebut karena kenaikan harga yang tinggi dibandingkan bulan-bulan yang sama pada tahun sebelumnya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×